Kebijaksanaan
dimurnikan oleh moralitas dan moralitas dimurnikan oleh kebijaksanaan. Dimana
ada yang satu, disana ada yang satunya lagi. Orang yang bermoral memiliki kebijaksanaan
dan orang yang bijak memiliki moralitas.Kombinasi dari kedua ini merupakan hal
tertinggi di dunia.
D.I,84
Pikiran
memulai dari segala sesuatu, pikiran menguasai segalanya, semuanya merupakan
ciptaan pikiran. Jika seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran yang
murni maka kebahagiaan akan mengikutinya bagaikan bayangan yang tidak pernah
meninggalkannya.
Dp.2
Seseorang
tidak seharusnya menyalahkan atau merendahkan siapapun dimanapun untuk alasan
apapun.
Janganlah mengharapkan penderitaan pada yang lain karena rasa kemarahan atau persaingan.
Janganlah mengharapkan penderitaan pada yang lain karena rasa kemarahan atau persaingan.
Sn.
149
Sama
seperti halnya laut yang luas memiliki satu rasa, rasa asin,begitu juga Dhamma
memiliki satu rasa, rasa kebebasan.
Ud.56
Sangat
mudah untuk melihat kesalahan orang lain namun sangat sulit untuk melihat
kesalahan sendiri. Sementara kita menampi kesalahan orang lain seperti sekam,
kita menyembunyikan
kesalahan kita sendiri seperti pemburu yang menyembunyikan dirinya di tempat
persembunyian.
Barang
siapa yang melihat kesalahan orang lain hanya akan menjadi marah. Hal-hal
negatif pada mereka berkembang dan jauh dari kehancurannya.
Dp.252-3
Banyak
untaian kalung bunga bisa dibuat dari setumpuk bunga.
Demikian
juga, banyak perbuatan baik bisa dilakukan oleh
seorang
manusia.
Dp.53
Ketika
engkau berbicara dengan orang lain, engkau mungkin berbicara pada waktu yang
tepat atau tidak, berdasarkan fakta atau tidak, secara halus atau kasar, secara
langsung atau tidak, dengan pikiran yang dipenuhi kebencian atau cinta kasih.
Engkau harus melatih dirimu seperti ini. “Pikiran kita tidak boleh terkotori,
kita juga tidak boleh berbicara kasar tetapi dengan kebaikan dan welas asih
kita akan hidup dengan pikiran yang terbebas dari kebencian dan dipenuhi cinta
kasih. Kita akan hidup meliputi satu orang dengan cinta kasih, dan kemudian
meliputi seluruh dunia dengan cinta kasih yang meluas, menyebar dan tak
terbatas dan sama sekali tanpa kebencian ataupun permusuhan.” Dengan cara
inilah engkau harus melatih dirimu sendiri.
M.I,126
Ada
tiga hal yang dengannya orang bijaksana bisa dikenali.
Apakah
yang tiga itu? Ia melihat kesalahannya sebagaimana
adanya,
ketika melihatnya ia berusaha memperbaikinya,
ketika
orang lain mengakui kesalahan mereka ia memaafkannya.
A.I,103
Berhenti
melakukan kejahatan, belajar untuk berbuat kebajikan,
menyucikan
pikiran. Inilah ajaran para Buddha.
Dp.
183
Pelajarilah
ini dari air. Di celah-celah pegunungan dan jurang-jurang,air
mengalir dengan deras menuju anak sungai.
Namun
sungai besar mengalir dengan tenang. Benda kosong
selalu
membuat bersuara, namun benda yang berisi selalu
hening.
Orang dungu adalah seperti belanga yang setengah terisi,
orang
bijak seperti kolam yang dalam dan tenang.
Sn.720-1
Bahkan
jika seorang penjahat rendah memotong anggota tubuh
satu
per satu dengan gergaji balik, jika kalian memenuhi
pikiranmu
dengan kebencian, kalian tidak akan mempraktikkan ajaran-Ku.
M.I,126
Jika
seseorang pencemburu, egois, atau tidak jujur sesungguhnya
mereka
tidak menarik walaupun mereka pandai berbicara dan
berwajah
menarik. Tetapi orang yang membuang dari hal-hal
itu
dan bebas dari kebencianlah yang benar-benar rupawan.
Dp.262-3
Adalah
tidak mungkin bagi seorang yang tidak terkendali, tidak disiplin atau tidak
puas mampu mengendalikan,mendisiplinkan atau memuaskan orang lain. Tetapi
sangat mungkin
apabila seorang yang terkendali, disiplin dan puas mampu menolong orang lain
untuk menjadi seperti itu.
M.I,45
Kepuasan
merupakan kekayaan paling besar.
Dp.227
Jika
seseorang mencela-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian tidak boleh marah ataupun
tersinggung karena itu akan menjadi mengaburkan penilaian kalian dan kalian
tidak akan tahu apakah yang mereka katakan benar atau salah. Jika orang
lainmelakukan hal ini, jelaskan pada mereka bahwa celaan mereka tidak benar,
katakanlah, “Ini tidak tepat. Itu tidak benar. Ini bukan cara kami. Itu
bukanlah apa yang kami lakukan.” Demikian juga, jika orang lain memuji-Ku,
Dhamma,atau Sangha kalian tidak boleh bangga dan tinggi hati karena itu akan
mengaburkan penilaian kalian dan kalian tidak akan tahu apakah yang mereka
katakan benar atau salah. Jika orang lain melakukan hal ini, jelaskan pada
mereka bahwa pujian mereka adalah benar, katakan, “Ini tepat. Itu benar. Ini
cara kami. Itu bisa ditemukan pada kami.”
D.I,3
Ucapan
memiliki lima tanda yang menunjukkan bahwa tidak diucapkan dengan buruk, tetapi
diucapkan dengan baik,terpuji dan disanjung oleh para bijaksana. Apakah yang
lima itu? Perkataan dibicarakan pada waktu yang tepat, benar,diucapkan dengan
lembut, tidak bertele-tele, dan diucapkan dengan penuh cinta kasih.
A.III,243
Bagaikan
danau yang dalam, jernih dan tenang, demikian pula orang bijak menjadi damai
sepenuhnya ketika mendengarkan sang ajaran.
Dp.82
Kehilangan
kekayaan merupakan hal yang tidak penting, namun merupakan hal yang sangat
buruk apabila kehilangan kebijaksanaan. Mendapat kekayaan merupakan hal yang
tidak penting, namun merupakan hal yang menakjubkan apabila mendapatkan
kebijaksanaan.
A.I,15
Walaupun
seseorang yang lalai banyak melafalkan kitab suci
namun
tidak mempraktikkannya, mereka layaknya gembala sapi yang menghitung sapi orang
lain, mereka tidak akan menikmati buah kehidupan suci.
Dp.19
Bagaikan
seorang ibu yang melindungi anak tunggalnya dengan nyawanya sendiri, demikian
juga, seseorang harus mengembangkan cinta kasih tanpa batas pada semua makhluk
di dunia.
Sn.150
Jika
seseorang ingin menegur orang lain, hendaknya ia merenungkan seperti ini;
“Apakah saya mempraktikkan kemurnian penuh dalam tubuh dan ucapan atau tidak?
Apakah
kualitas ini terdapat dalam diriku atau tidak?” Jika tidak, tidak akan
diragukan lagi mereka akan berkata;“Ayolah, kenapa engkau tidak mempraktikkan
kemurnian
dalam
tubuh dan ucapan lebih dulu?” Demikian pula, seseorang yang ingin menegur orang
lain hendaknya merenungkan seperti ini; “Apakah saya telah membebaskan diri
saya sendiri dari keinginan jahat dan mengembangkan cinta kasih pada yang
lainnya? Apakah kualitas ini terdapat dalam diri saya atau tidak?” Jika tidak,
maka tidak diragukan lagi mereka akan berkata; “Ayolah, kenapa engkau sendiri tidak
mempraktikkan cinta kasih?”
A.V,79
Barang
siapa yang mempraktikkan kebajikan dipagi hari, siang hari, ataupun malam hari,
maka mereka akan berbahagia pada pagi hari, siang hari, ataupun malam hari.
A.I,294
Jika
orang lain melukai, memukul, melempar batu atau menyerang kalian dengan tongkat
atau pedang, kalian harus menyingkirkan semua nafsu dan kehendak duniawi dan berpikir.
“Pikiranku tidak akan goyah. Aku tidak boleh berkata kasar. Aku tidak akan
merasakan kebencian tetapi mempertahankan kebaikan dan welas asih kepada semua makhluk.”
Seperti inilah kalian harus berpikir.
M.I,126
Pembuat
saluran air mengarahkan air,
tukang
panah meluruskan anak panah,
tukang
kayu membentuk kayu,
orang
bijaksana mengendalikan dirinya sendiri.
Dp.80
Ada
4 jenis orang yang terdapat dalam dunia ini. Apakah yang empat itu?
mereka
yang tidak memperhatikan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain, mereka
memperhatikan kebahagiaan orang lain tetapi tidak pada diri sendiri, mereka
yang
memperhatikan kebahagiaan diri sendiri tanpa memperhatikan kebahagiaan orang
lain dan mereka yang memperhatikan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain...
Dari
keempat jenis orang ini, mereka yang memperhatikan kebahagiaan mereka sendiri
dan orang lain merupakan terutama, tertinggi, terkemuka, dan terbaik.
A.II,94
Jika
mengambil perlindungan pada Buddha, Dhamma, dan Sangha,engkau akan terbebaskan
dari ketakutan dan kegentaran.
S.I,220
Taklukkan
kebencian dengan cinta kasih, kejahatan dengan kebaikan, kekejaman dengan
kemurahan hati dan kebohongan dengan kebenaran.
Dp.223
Mereka
yang memiliki pikiran, ucapan, dan perbuatan yang baik merupakan sahabat baik
bagi diri mereka sendiri. Bahkan jika mereka berkata, “Kami tidak peduli dengan
diri kami sendiri” mereka tetap sahabat baik bagi diri mereka sendiri. Mengapa?
Karena
mereka melakukan bagi diri mereka sendiri apa yang harusnya dilakukan seorang
teman baik bagi diri mereka.
S.I,71
Janganlah
menganggap remeh kebaikan dengan berkata, “Aku tidak dapat menjadi seperti
itu.” Setetes demi setetes air air akan memenuhi belanga dan demikian pula
sedikit demi sedikit orang bijaksana memenuhi diri mereka dengan kebaikan.
Dp.122
Ketika
itu seorang bhikkhu menderita sakit disentri dan berbaring diatas kotorannya
sendiri. Sang Bhagavā dan Ananda mengunjungi kuti-kuti dan mereka sampai di
tempat
bhikkhu
yang sakit itu dan Sang Bhagavā menanyakannya;
“Bhikkhu,
apakah yang salah denganmu?”
“Saya
terkena disentri, Bhagavā.”
“Tidakkah
ada yang menjagamu?”
“Tidak
Yang Mulia.”
“Mengapa
yang lain tidak menjagamu?”
“Karena
aku tidak berguna bagi mereka.”
Kemudian
Sang Bhagavā berkata kepada Ananda; “Pergi dan ambilkan air, kita akan
memandikan bhikkhu ini.” Ananda kemudian membawa air dan Sang Bhagavā
menuangkannya sementara Ananda membersihkan seluruh tubuh bhikkhu itu.
Kemudian
dengan mengangkat dari sisi kepala dan kakinya, mereka membawanya dan
membaringkannya di tempat tidur.Kemudian Sang Bhagavā memanggil para bhikkhu
dan bertanya; “Mengapa kalian tidak menjaga bhikkhu yang sakit ini?”
“Karena
ia tidak berguna bagi kami”
“Para
bhikkhu, kalian tidak memiliki ayah dan ibu untuk menjaga kalian. Jika kalian
tidak saling menjaga satu sama lain, siapa lagi yang akan melakukannya? Ia yang
merawat
yang
sakit berarti merawat-Ku.”
Vin.IV,301
Pemberian
kebenaran melebihi pemberian apapun.
Dp.354
Adalah
baik untuk memikirkan kesalahan kalian dari waktu ke waktu. Adalah baik untuk
memikirkan kesalahan orang lain dari waktu ke waktu. Adalah baik untuk
memikirkan
kebajikan
kalian dari waktu ke waktu. Adalah baik untuk memikirkan kebajikan orang lain
dari waktu ke waktu.
A.V,159
Siapa
yang berbuat baik akan bergembira sekarang, mereka akan bergembira nanti,
mereka akan bergembira sekarang dan nanti. Mereka bergembira dan berbahagia
ketika mereka memikirkan perbuatan baiknya sendiri.
Dp.
16
Hentikanlah
kejahatan. Itu bisa dilakukan. Jika itu tidak mungkin, Aku tidak akan memintamu
melakukannya.Tetapi karena hal itu mungkin, maka Aku katakan, “Hentikanlah kejahatan.”
Jika menghentikan kejahatan membuatmu menderita dan sedih, Aku tidak akan
memintamu melakukannya. Tetapi hal itu adalah untuk kesejahteraan dan kebahagiaanmu,
maka Aku katakan, “Hentikanlah kejahatan.”
Peliharalah
kebajikan. Itu bisa dilakukan. Jika itu tidak mungkin, Aku tidak akan memintamu
melakukannya. Tetapi karena hal itu mungkin, maka Aku katakan “Peliharalah kebajikan.”
Jika memelihara kebajikan membawamu pada kehilangan dan kesedihan, Aku tidak
akan memintamu melakukannya. Tetapi itu akan meningkatkan kesejahteraan dan
kebahagiaanmu maka Aku berkata “Peliharalah kebajikan.”
A.I,58
Semua
orang gentar akan hukuman, semua orang menginginkan kehidupan. Oleh karena itu,
tempatkan dirimu di posisi orang lain dan tidak membunuh ataupun membenarkan pembunuhan.
Dp.
130
Seperti
pegunungan Himalaya, perbuatan baik bersinar dari jauh. Seperti sebuah panah
yang ditembakkan di malam hari, perbuatan buruk tidak terlihat jelas.
Dp.304
Sang
Bhagava berkata; “Bagaimana menurutmu mengenai hal ini? Apakah gunanya cermin?”
“Cermin berguna untuk untuk memantulkan
bayangan,”jawab Rahula.
Kemudian
Sang Bhagava berkata; “Demikian pula, suatu perbuatan melalui dengan tubuh, ucapan,
atau pikiran seharusnya dilakukan setelah direnungkan.”
M.I,415.
Seperti
halnya sungai Gangga mengalir, mengarah, bergerak menuju timur, demikian pula,
orang yang berlatih dan mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan mengalir,mengarah,
bergerak menuju Nirvana.
S.V,
40
Mereka
yang terus berpikir, “Ia melukaiku!” “Ia memukulku!”“Ia menindasku!” “Ia
merampasku!” tidak akan menghentikan kebenciannya. Tetapi mereka yang
melepaskan
pikiran seperti itu akan menghentikan kebenciannya. Di dunia ini kebencian
tidak akan dihentikan oleh kebencian. Cinta kasih yang menghentikan kebencian,inilah
kebenaran abadi.
Dp.3-5
Singkatan.
A, Anguttara Nikaya;
D, Digha Nikaya;
Dp, Dhammapada;
M,Majjhima Nikaya;
S, Samyutta Nikaya;
Sn, Sutta Nipata;
Ud, Udana;
Vin,
Vinaya
Sumber :
Pertanyaan Baik Jawaban Baik
Bhikkhu Shravasti Dhammika
Judul asli:
Good Question Good Answer (4th
Edition)
Diterjemahkan oleh William
Kristianto dan Sumedho Benny
Hak Cipta © Bhikkhu Shravasti
Dhammika 2005
Hak Cipta Terjemahan © DhammaCitta
Press 2012