Rabu, 27 Agustus 2014

PISANG DAN MELEPAS





Pada zaman dahulu,menangkap monyet itu gampang.Pemburu masuk ke hutan,mencari kelapa matang,membuat lubang kecil seukuran kepalan tangan monyet.Ia lalu meminum air kelapa manisnya dan makan sebagian daging buahnya.

Setelah makan,ia akan menggantungkan kelapa kosong itu di pohon dengan tambang tebal atau sabuk kulit.Setelah menaruh sebuah pisang di dalam kelapa itu,si pemburu akan pulang.

Benar saja,seekor monyet akan menemukan kelapa berongga dengan pisang di dalamnya itu,dan berusaha menarik pisang itu keluar .Namun lubangnya hanya cukup besar untuk monyet memasukkan tangan kosong.Ketika tangannya menggengam pisang,ia tidak bisa mengeluarkannya dari kelapa itu.

Pada saat pemburu kembali , monyet itu berjuang berjam-jam untuk mengeluarkan kepalannya berikut pisangnya.Melihat pemburu , monyet itu berusaha makin keras untuk menarik kepalan dan pisangnya keluar.

Yang perlu monyet itu lakukan untuk meloloskan diri hanyalah melepas pisangnya.Lalu ia bisa menarik keluar tangannya dan kabur. Tetapi apakah monyet itu melepaskannya..?

Tidak ! Sebab monyet itu berpikir,”Ini pisangku.aku menemukannya.ini milikku.” Dan begitulah bagaimana monyet tertangkap setiap saat.

Begitulah cara manusia tertangkap. Misalnya,putera tercinta Anda meninggal dan Anda tidak bisa berhenti meratapinya.Anda memikirinya sepanjang waktu.Anda tidak bisa tidur atau bekerja.Mengapa..?

Yang perlu Anda lakukannya hanyalah “melepas pisangnya” dan Anda akan bisa meneruskan hidup Anda tanpa terlalu berduka.

Namun Anda tidak bisa melepas.Hanya karena Anda berpikir,” Ini puteraku.Aku membesarkannya.Ia milikku.”

Para ibu memberitahu saya bahwa tak kala mereka melihat mata mata anak mereka yang baru lahir untuk pertama kalinya,mereka secara naluriah tahu bahwa makhluk ini tidak seluruhnya terbuat dari orangtuanya,makhluk dengan masa silam dan pribadinya sendiri,seorang pengunjung entah dari mana,yang kini telah memasuki kehidupan mereka.Bayi itu adalah untuk mereka rawat,besarkan,dan cintai,namun bukan untuk di miliki.

Sayangnya,banyak orangtua melupakan hal ini selama bertahun-tahun dan mulai melekati anak mereka.Jadi,ketika tiba waktunya untuk melepas mereka,mereka tidak mampu.jika saja mereka ingat bahwa seseorang tak pernah bisa memiliki orang lain,tidak bahkan itu adalah anak sendiri,maka mereka tidak akan pernah tertangkap seperti monyet dan berduka karenanya.


Mencintai seseorang berarti rela melepasnya suatu hari.

sumber : buku DON'T WORRY BE HOPEY

(Ajahn Brahm)

Tidak ada komentar: