Namo
Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa
Dānaṁ
dadantu saddhāya, sīlaṁ rakkhantu sabbadā
Bhāvanābhiratā hontu, gacchantu devatāgatā
Bhāvanābhiratā hontu, gacchantu devatāgatā
Dengan keyakinan hendaknya dana diberikan, hendaknya sila selalu dilaksanakan.
Rajin melatih samadhi, agar terlahir di alam dewa.
(Devatā Uyyojana Gāthā)
(Devatā Uyyojana Gāthā)
Persoalan-persoalan seperti: kaya – miskin, cantik –
tidak cantik, tampan – buruk rupa, dipuji – direndahkan, memiliki banyak
pengikut – memiliki sedikit pengikut, ternyata persoalan-persoalan ini tidak
hanya menjadi persoalan kita sekarang.
2556 tahun yang lampau, persoalan ini pernah mengusik
ketenangan seorang ratu yang merupakan permaisuri Raja Pasenadi dari Kosala.
Beliau adalah Ratu Mallika (Mallika Dewi).
Suatu ketika ratu menemui Sang Buddha dan bertanya
tentang hal-hal di atas. Yang Mulia, apakah penyebab dan alasannya, sehingga
sebagian wanita di sini buruk rupa, cacat fisiknya, tidak sedap dipandang mata,
juga miskin, melarat, sedikit harta kekayaan, dan kecil pengaruhnya?
”Yang Mulia, apakah penyebab dan alasannya sehingga
sebagian wanita di sini buruk rupa, cacat fisiknya, tidak sedap dipandang mata,
dan juga miskin, melarat, sedikit harta kekayaannya, dan kecil pengaruhnya? Dan
apakah penyebab dan alasannya sehingga sebagian wanita di sini buruk rupa, ...
tetapi kaya, makmur, banyak harta kekayaannya, dan besar pengaruhnya? Dan
apakah penyebab dan alasannya sehingga sebagian wanita di sini cantik, menarik,
agung, memiliki kulit yang sangat indah, tetapi miskin ... dan kecil
pengaruhnya? Dan apakah penyebab dan alasannya sehingga sebagian wanita di sini
cantik,.... dan juga kaya, banyak harta kekayaannya, dan besar pengaruhnya?”
”Di sini, Mallika, sebagian wanita adalah pemberang dan
lekas marah. Bila dia dikritik –walaupun hanya sedikit- dia sudah kehilangan
ketenangan, menjadi marah dan kacau; dia keras kepala dan memperlihatkan
kemarahan, kebencian, dan dendam. Juga, dia bukan orang yang memberikan dana
kepada petapa atau brahmana –makanan, minuman, pakaian, kendaraan, bunga,
wangi-wangian, krim, tempat tinggal, penerangan. Dia dengki, cemburu, membenci
dan iri terhadap keberuntungan, penghormatan, pujian, penghargaan, dan pemujaan
yang diberikan kepada orang lain. Ketika dia meninggal dunia dari keadaan itu,
jika dia terlahir kembali ke dunia ini, dimanapun dia terlahir dia buruk rupa,
cacat fisiknya, tidak sedap dipandang mata, dan juga miskin, melarat, sedikit
harta kekayaannya, dan kecil pengaruhnya.”
”Kemudian, Mallika, sebagian wanita di sini adalah pemberang
dan lekas marah... dan memperlihatkan kemarahan, kebencian, dan dendam. Tetapi
dia adalah orang yang memberikan dana kepada petapa atau brahmana... dia tidak
dengki, tidak cemburu, tidak membenci dan tidak iri terhadap keberuntungan,
penghormatan, pujian, penghargaan, dan pemujaan yang diberikan kepada orang
lain. Ketika dia meninggal dunia dari keadaan itu, jika terlahir kembali ke
dunia ini, dimanapun dia terlahir dia buruk rupa, cacat fisiknya, tidak sedap
dipandang mata, tetapi kaya, banyak harta kekayaannya, dan besar pengaruhnya.”
”Kemudian, Mallika, sebagian wanita tidak pemberang dan
tidak lekas marah. Jika dia dikritik –walaupun banyak- dia tidak kehilangan
ketenangannya, tidak marah dan kacau; dia tidak keras kepala dan tidak
memperlihatkan kemarahan, kebencian dan dendam. Tetapi dia bukan orang yang
memberikan dana kepada petapa atau brahmana.. dia dengki, cemburu, membenci dan
iri terhadap keberuntungan, penghormatan, pujian, penghargaan, dan pemujaan
yang diberikan kepada orang lain. Ketika dia meninggal dunia dari keadaan
itu, jika dia terlahir kembali ke dunia ini, dimanapun dia terlahir dia
cantik, menarik, agung, memiliki kulit yang sangat indah, tetapi miskin,
melarat, sedikit harta kekayaannya, dan kecil pengaruhnya.”
”Kemudian, Mallika, sebagian wanita tidak pemberang dan
tidak lekas marah.... orang yang tidak memperlihatkan kemarahan, kebencian, dan
dendam. Dan dia adalah orang yang memberikan dana kepada petapa atau brahmana
... dan dia tidak dengki, tidak cemburu, tidak cemburu, tidak membenci dan
tidak iri terhadap keberuntungan, penghormatan, pujian, penghargaan, dan
pemujaan yang diberikan kepada orang lain. Ketika dia meninggal dari keadaan
ini, jika dia terlahir kembali ke dunia ini, dimanapun dia terlahir cantik,
menarik, agung, memiliki kulit yang sangat indah, dan juga kaya, banyak harta
kekayaan, dan besar pengaruhnya.”
”Inilah, Mallika, penyebab dan alasannya sehingga
sebagian wanita di sini buruk rupa... dan kecil pengaruhnya. Inilah penyebab
dan alasannya sehingga sebagian wanita di sini buruk rupa... dan besar
pengaruhnya. Inilah penyebab dan alasannya sehingga sebagian wanita di sini
cantik... dan kecil pengaruhnya. Inilah penyebab dan alasannya sehingga
sebagian wanita di sini cantik ... dan besar pengaruhnya.”
Jadi, persoalan kaya – miskin dan seterusnya, tidak
hanya menjadi persoalan-persoalan kita sekarang, masalah ini telah diungkapkan
sekitar 2556 tahun yang lampau.
Semoga sutta ini menjadi bahan perenungan bagi kita semua, karena kita semua ingin bahagia: kaya, makmur, cantik, tampan, terpuji, dan memiliki banyak pengikut.
Sabbe sattā bhavantu sukhitattā
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Semoga sutta ini menjadi bahan perenungan bagi kita semua, karena kita semua ingin bahagia: kaya, makmur, cantik, tampan, terpuji, dan memiliki banyak pengikut.
Sabbe sattā bhavantu sukhitattā
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Sumber:
Aṅguttara Nikāya, Catukkanipata 197
Aṅguttara Nikāya, Catukkanipata 197
Oleh: Bhikkhu Khemaviro (29 Juli 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar