Dahulu ada seorang pelukis sangat terkenal yang dikagumi oleh semua orang, karena merasa telah mendapatkan pengakuan sedemikian tinggi, maka dia ingin melakukan yang lebih baik lagi, dia bermaksud untuk melukis sebuah lukisan Sang Buddha yang terhormat. Akan tetapi disebabkan Sang Buddha tidak pernah meninggalkan gambaran yang nyata di dunia ini, maka dia harus menghabiskan banyak waktu untuk mencari seorang model yang sesuai, pada akhirnya dia menemukan seorang pemuda dengan rupa halus dan terlihat sangat agung, pelukis ini merasa kalau pemuda ini dapat mewakili gambaran orang suci yang hendak ditampilkannya.
Maka dia memberi imbalan besar kepada pemuda ini untuk menjadi modelnya, ketika lukisan ini dapat diselesaikan dan ditampilkan kepada orang ramai, memang sangat mengejutkan kalangan seni dan semua orang memberikan pujian, nama baik sang pelukis pun menggemparkan untuk beberapa waktu. Setelah selang waktu tertentu, pelukis kembali berpikir: jika ingin membuat lukisan Sang Buddha terasa semakin indah dan sempurna, cara terbaik adalah membandingkan yang terindah dengan yang terjelek, Sang Buddha adalah makhluk teragung dan setan adalah makhluk terjelek, kalau begitu bukankah perlu melukis sebuah lukisan setan yang paling jelek?
Dia mulai mencari seseorang dengan rupa sangat buruk demi melukiskan sebuah gambaran jahat yang paling bengis di dunia ini dan dapat membuat semua orang takut melihatnya, akhirnya dia menemukan seorang terpidana mati di dalam penjara. Ketika pelukis akan menyelesaikan lukisannya, terpidana mati ini tidak dapat menahan diri lagi untuk menangis dan berkata: “Beberapa tahun lalu, saya juga pernah menjadi modelmu, kala itu anda melukis lukisan Sang Buddha, beberapa tahun kemudian anda melukis setan, ternyata anda juga memilih saya.”
Pelukis ini tertegun mendengarnya dan berkata: “Bagaimana bisa terjadi? Dulu rupamu membuat orang sangat suka cita melihatnya, kenapa bisa terperosok dalam kondisi seperti sekarang ini?” Terpidana mati menjawab: “Ketika habis melukis dulu, anda memberikan banyak uang kepadaku, saya lalu hidup berfoya-foya dengan uang itu, bahkan sampai terjangkit kebiasaan buruk, seperti memakai narkoba dan berjudi, setelah uangnya habis, saya merampok dan membunuh orang, karena berbagai dosa itu makanya saya terperosok dalam kondisi seperti hari ini.” Setelah mendengarnya, dalam hati pelukis penuh dengan penyesalan, juga sangat menyayangkan nasib pemuda ini.
Dari kisah ini, kita bisa tahu kalau wujud luar terlahir dari kondisi batin. Dulu batin pemuda ini sangat bersih, tiada pamrih dan tiada nafsu keinginan, bebas dari kesesatan, makanya bisa menjadi model untuk membuat lukisan Sang Buddha; namun sesudah memiliki banyak uang, dirinya menjadi tersesat, begitu terjerumus ke dalam jebakan dan tidak mampu melepaskan diri lagi, berbuat segala macam kejahatan dan berubah menjadi citra setan, betapa menakutkan! Buddha diciptakan oleh batin, setan dan neraka juga diciptakan oleh batin. Sebetulnya sifat hakiki setiap manusia tiada bedanya, seperti disebutkan “sifat manusia pada awalnya adalah bajik”, setiap manusia terlahir dengan membawa hati cinta kasih yang murni, namun kemudian ternoda oleh nafsu keinginan sesudah lahir, berubah menjadi manusia yang suka memperebutkan kekuasaan dan kekayaan, saling berhitungan dalam setiap hal, atau oleh karena kebodohan sesaat, lalu melangkah di jalan yang salah dan akhirnya tidak bisa kembali lagi ke jalan yang benar.
sumber:Internet
Maka dia memberi imbalan besar kepada pemuda ini untuk menjadi modelnya, ketika lukisan ini dapat diselesaikan dan ditampilkan kepada orang ramai, memang sangat mengejutkan kalangan seni dan semua orang memberikan pujian, nama baik sang pelukis pun menggemparkan untuk beberapa waktu. Setelah selang waktu tertentu, pelukis kembali berpikir: jika ingin membuat lukisan Sang Buddha terasa semakin indah dan sempurna, cara terbaik adalah membandingkan yang terindah dengan yang terjelek, Sang Buddha adalah makhluk teragung dan setan adalah makhluk terjelek, kalau begitu bukankah perlu melukis sebuah lukisan setan yang paling jelek?
Dia mulai mencari seseorang dengan rupa sangat buruk demi melukiskan sebuah gambaran jahat yang paling bengis di dunia ini dan dapat membuat semua orang takut melihatnya, akhirnya dia menemukan seorang terpidana mati di dalam penjara. Ketika pelukis akan menyelesaikan lukisannya, terpidana mati ini tidak dapat menahan diri lagi untuk menangis dan berkata: “Beberapa tahun lalu, saya juga pernah menjadi modelmu, kala itu anda melukis lukisan Sang Buddha, beberapa tahun kemudian anda melukis setan, ternyata anda juga memilih saya.”
Pelukis ini tertegun mendengarnya dan berkata: “Bagaimana bisa terjadi? Dulu rupamu membuat orang sangat suka cita melihatnya, kenapa bisa terperosok dalam kondisi seperti sekarang ini?” Terpidana mati menjawab: “Ketika habis melukis dulu, anda memberikan banyak uang kepadaku, saya lalu hidup berfoya-foya dengan uang itu, bahkan sampai terjangkit kebiasaan buruk, seperti memakai narkoba dan berjudi, setelah uangnya habis, saya merampok dan membunuh orang, karena berbagai dosa itu makanya saya terperosok dalam kondisi seperti hari ini.” Setelah mendengarnya, dalam hati pelukis penuh dengan penyesalan, juga sangat menyayangkan nasib pemuda ini.
Dari kisah ini, kita bisa tahu kalau wujud luar terlahir dari kondisi batin. Dulu batin pemuda ini sangat bersih, tiada pamrih dan tiada nafsu keinginan, bebas dari kesesatan, makanya bisa menjadi model untuk membuat lukisan Sang Buddha; namun sesudah memiliki banyak uang, dirinya menjadi tersesat, begitu terjerumus ke dalam jebakan dan tidak mampu melepaskan diri lagi, berbuat segala macam kejahatan dan berubah menjadi citra setan, betapa menakutkan! Buddha diciptakan oleh batin, setan dan neraka juga diciptakan oleh batin. Sebetulnya sifat hakiki setiap manusia tiada bedanya, seperti disebutkan “sifat manusia pada awalnya adalah bajik”, setiap manusia terlahir dengan membawa hati cinta kasih yang murni, namun kemudian ternoda oleh nafsu keinginan sesudah lahir, berubah menjadi manusia yang suka memperebutkan kekuasaan dan kekayaan, saling berhitungan dalam setiap hal, atau oleh karena kebodohan sesaat, lalu melangkah di jalan yang salah dan akhirnya tidak bisa kembali lagi ke jalan yang benar.
sumber:Internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar