“Selamat siang para bhiksu,”kata wanita ini. “Apakah para bhiksu akan menyeberang juga ke sebelah sana?” tanya si wanita kepada kedua bhiksu ini.
“oiya, iya kita berdua akan menyeberang sungai ini. Sungai ini tidak terlalu dalam, namun juga tidak terlalu dalam. Airnya lebih kurang tingginya setengah paha,”ucap bhiksu tua. “Apakah nona akan menyeberang ke sana juga?”
“Ya. Saya akan menyeberang ke sana. Apakah bhiksu bisa membantu menyeberangkan saya?” tanya wanita muda itu.
Kedua bhiksu ini mencari-cari sebuah perahu yang mungkin dapat digunakan untuk menyeberangkan wanita ini. Namun, setelah dicari-cari, tidak diketemukan sebuah perahu pun.
“Saya bisa membantu menyeberangkan anda,” Ucap bhiksu tua. “Anda naiklah ke punggung saya, biar saya menggendong anda untuk menyeberang sungai ini.”
“Terimakasih, bhiksu,”ucap si wanita muda. Ia pun naik ke punggung sang bhiksu tua.
Mereka pun berjalan menyeberang sungai. Akhirnya dengan susah payah, mereka berhasil juga menyeberang sungai yang berair deras itu dan sampai ke seberang.
“Terimakasih bhiksu karena telah membantu banyak menyeberangkan saya, sehingga saya dapat menemui orang tua saya,”si wanita muda berterimakasih.
Lantas wanita ini pun berjalan terpisah dengan kedua bhiksu.
“Saya bisa membantu menyeberangkan anda,” Ucap bhiksu tua. “Anda naiklah ke punggung saya, biar saya menggendong anda untuk menyeberang sungai ini.”
“Terimakasih, bhiksu,”ucap si wanita muda. Ia pun naik ke punggung sang bhiksu tua.
Mereka pun berjalan menyeberang sungai. Akhirnya dengan susah payah, mereka berhasil juga menyeberang sungai yang berair deras itu dan sampai ke seberang.
“Terimakasih bhiksu karena telah membantu banyak menyeberangkan saya, sehingga saya dapat menemui orang tua saya,”si wanita muda berterimakasih.
Lantas wanita ini pun berjalan terpisah dengan kedua bhiksu.
Bhiksu muda yang melihat gurunya sang bhiksu tua yang tadi menggendong wanita muda cantik merasa bingung, kecewa,karena berdasarkan peraturan bhiksu, seorang bhiksu tidak boleh bersentuhan dengan seorang wanita, itu seperti yang diajarkan gurunya sendiri. Eh, malah, gurunya sendiri yang melanggar perkataannya. Gurunya bukan hanya menyentuh, malah menggendong wanita di punggungnya.
“Kenapa kamu melamun? sepertinya ada yang membuatmu gundah..ada apa?”tanya bhiksu tua pada bhiksu muda tadi.
“Ehmmm…saya bingung guru, kenapa guru tadi menggendong wanita, padahal guru sendiri mengajarkan bahwa seorang bhiksu tidak boleh menyentuh wanita. Guru bukan hanya menyentuh, malah menggendong seorang wanita. Wanita yang masih sangat muda, cantik, bertubuh molek pula,benar-benar mewakilkan seorang wanita yang menggoda,”ucap bhiksu muda tadi.
“Kata siapa saya menggendong seorang wanita? Saya barusan menggendong seorang manusia yang membutuhkan pertolongan, agar dia dapat menjenguk kedua orang tuanya. Seorang manusia yang lagi membutuhkan pertolongan, ya wajib kita tolong,” ucap bhiksu tua.
“Kamu yang masih menggendong seorang wanita sampai sekarang. Kamu masih menggendong wanita itu dalam pikiranmu sampai sekarang,”ucap bhiksu tua.
“Ehmmm…saya bingung guru, kenapa guru tadi menggendong wanita, padahal guru sendiri mengajarkan bahwa seorang bhiksu tidak boleh menyentuh wanita. Guru bukan hanya menyentuh, malah menggendong seorang wanita. Wanita yang masih sangat muda, cantik, bertubuh molek pula,benar-benar mewakilkan seorang wanita yang menggoda,”ucap bhiksu muda tadi.
“Kata siapa saya menggendong seorang wanita? Saya barusan menggendong seorang manusia yang membutuhkan pertolongan, agar dia dapat menjenguk kedua orang tuanya. Seorang manusia yang lagi membutuhkan pertolongan, ya wajib kita tolong,” ucap bhiksu tua.
“Kamu yang masih menggendong seorang wanita sampai sekarang. Kamu masih menggendong wanita itu dalam pikiranmu sampai sekarang,”ucap bhiksu tua.
sumber: internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar