Sumber : Sutta Pitaka Digha Nikaya V
Oleh : Lembaga Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha
Penerbit : C.V. Danau Batur Jakarta, 1992
Oleh : Lembaga Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha
Penerbit : C.V. Danau Batur Jakarta, 1992
Demikian telah saya dengar,
Pada suatu ketika Sang Bhagava bersama sekelompok besar bhikkhu sangha yang berjumlah lima ratus bhikkhu yang semuanya arahat 1) berada di Mahavana di daerah suku Sakya di Kavilavatthu. Dan para dewa dari sepuluh ribu tata-surya 2) datang ke sana mengunjungi Sang Bhagava dan bhikkhu Sangha.
Ketika itu ada empat dewa alam Suddhavasa 3) berpikir: “Sekarang, Sang Bhagava dengan sekelompok besar bhikkhu sangha yang berjumlah lima ratus bhikkhu yang semuanya arahat berada di Mahavana, di daerah suku Sakya di Kapilavatthu. Dan para dewa dari sepuluh ribu tata-surya datang ke sana untuk mengunjungi Sang Bhagava dan bhikkhu Sangha. Bukankah sebaiknya kita juga mengunjungi beliau, dan masing-masing kita mengucapkan sebuah syair di depan-Nya?”
Maka para dewa itu, bagaikan seorang yang gagah perkasa merentangkan tangannya atau perapatkan tangannya yang telah direntangkan, lenyap dari alam Suddhavasa dan muncul di depan Sang Bhagava. Mereka menghormat Beliau dan berdiri di samping. Dan dengan berdiri demikian, salah seorang dewa dari para dewa itu mengucapkan syair ini kepada Sang Bhagava: “Pertemuan besar di hutan! Para dewapun datang berkumpul, Kamipun datang untuk menyaksikan pertemuan agung dari Bhikkhu Sangha yang tidak terkalahkan.” 4)
Dan dewa yang lain mengucapkan syair ini kepada Sang Bhagava: “Di sana para bhikkhu memusatkan pikiran mereka, meluruskan batin mereka. Pandai bagaikan kusir yang memegang tali-kekang, mereka menjaga inderianya.”
Dewa yang lain mengucapkan syair ini kepada Sang Bhagava: “Semua rintangan dan penghalang telah dihancurkan, tiang pun dicabut, mereka berjalan dalam kesucian, tanpa noda, dengan mata yang terang. Bagaikan gajah-gajah yang telah terlatih baik.”
Lalu, dewa yang lain mengucapkan syair ini kepada Sang Bhagava : “Mereka yang terlindung pada buddha tidak akan terlahir di alam yang menyedihkan, setelah meninggalkan kehidupan manusia, mereka akan terlahir kembali di alam surga.”
Kemudian Sang Bhagava bersabda kepada para bhikkhu : “Para bhikkhu, hampir semua dewa dari sepuluh ribu tata-surya datang ke sini untuk melihat Sang Tathagata dan bhikkhu sangha. Di masa yang lampau, para dewa sebanyak inipun mengunjungi para arahat samma sambuddha yang muncul pada masa yang akan datang.
Para bhikkhu saya akan menerangkan kepada kamu, nama dari para dewa, Saya akan uraikan nama mereka, Saya akan nyatakan nama mereka. Dengarkanlah dan perhatikan sungguh-sungguh kata-kata-Ku.”
“Baiklah, Bhante,” jawab para bhikkhu. Dan Sang Bhagava bersabda:
“Saya akan mengucapkan seloka; di alam manapun kamu akan bertemu dengan para dewa, tetapi mereka akan tinggal di lereng-lereng gunung, duduk dengan batin bersih dan terlatih.
Bagaikan singa-singa yang terbaring dengan tenang, telah menaklukkan ketakutan yang mencekam, dengan pikiran yang jernih, luhur, tenang dan suci.
Lebih dari lima ratus bhikkhu yang diketahui berada di hutan dekat Kapilavatthu.
Kepada siswa-siswa yang menyenangi kata-kata-Nya, Sang Guru bersabda:
Para bhikkhu, ketahuilah; para dewa tenang.
Mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendengar Buddha Sasana 5)
Dalam diri mereka muncul pengetahuan yang tak nampak oleh manusia biasa.
Ada yang dapat melihat seratus dewa, seribu dewa, ada yang dapat melihat tujuh puluh ribu dewa, dan ada pula yang dapat melihat jumlah dewa yang tidak dapat dihitung banyaknya di sekelilingnya.
Setelah diundang oleh Cakkhuma 6) mereka semua melihat dan mengerti.
Kepada siswa-siswa yang menyenangi kata-kata-Nya, Sang Guru bersabda:
‘Para bhikkhu ketahuilah, para dewa datang!’
Seperti apa yang telah saya uraikan, uraikanlah itu secara sistimatis.
Tujuh ribu yakkha dari bumi Kapilavatthu. Yang sakti, menarik dilihat dan gemilang.
Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Enam ribu yakkha dari Himalaya dengan bentuk tubuh yang indah, sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang. Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Tiga ribu yakkha dari Satagiri dengan bentuk tubuh yang indah, sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang
Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Jadi, ada enam belas ribu yakkha dengan bentuk tubuh yang indah, sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang
Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Lima ratus yakkha dari Vessamitta dengan bentuk tubuh yang indah, sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang
Datang dengan gemilang ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Kumbhiro yang tinggal di gunung Vepulla di Rajagaha
Dengan disertai seratus ribu pengikutnya
Mereka datang semua ke hutan.
Raja Dhataratta penguasa penjuru timur
Maha raja pemimpin para Gandhabba, disertai para pengikutnya yang terpuji, yang memiliki putra banyak dan perkasa, yang semuanya bernama Inda, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang.
Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Raja Virulha penguasa penjuru selatan
Maharaja pemimpin para Kumbhanda, disertai para pengikutnya yang terpuji, yang memiliki putra banyak dan perkasa, yang semuanya bernama Inda, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang.
Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Raja Virupakkha penguasa penjuru barat
Maharaja pemimpin para Naga, disertai para pengikutnya yang terpuji, yang memiliki putra banyak dan perkasa, yang semuanya bernama Inda, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang
Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Raja Kuvera penguasa penjuru utara
Maharaja pemimpin para Yakkha, disertai para pengikutnya yang terpuji, yang memiliki putra banyak dan perkasa yang semuanya bernama Inda, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang. Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Empat maharaja menerangi alam sekeliling dengan sinar tubuh mereka
Berdiri di empat penjuru di hutan Kapilavatthu
Raja Dhatarattha menyinari sebelah timur
Raja Virulha menyinari di sebelah selatan
Raja Virupakkha menyinari sebelah barat
Raja Kuvera menyinari sebelah utara.
Bersama mereka ikut pula para pengikut mereka yang akhli sihir, dan pintar berperan, yaitu :
Maya, Kutendu, Vetendu, Vitu, Vitucca, Candana, Kamasettha, Kinnughandu, Nighandu, Panado Opamanna, dan Matali kusir dewa. Cittaseno, Gandhabba, Nalo, Raja Janesabho
Selanjutnya Pancasikha dan Suryavaccasa putri Timbaru. Bersama mereka ada juga para pemimpin dan para Gandhabba
Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Selanjutnya, para Naga datang dari Nabhasa, Vesala, Taccahka, Kambalassatera, Payaga bersama keluarga mereka, Pranaga dari Yamuna dan Dhatarattha yang termashur, Dan Maha Naga Eravana, datang ke hutan belukar.
Raja Naga yang menakutkan dan
Burung-burung surgawi Dija yang bermata tajam yang masing-masing bernama Citta dan Supanna telah terbang ke hutan
Raja Naga yang baik
Burung Supanna terlindung karena Sang Buddha. Dengan kata-kata lemah lembut,
Naga dan Supanna beriringan belindung pada Sang Buddha.
Vajira si tangan penakluk, para Asura dari Samudra Vesavassa dan Bhataro yang sakti dan terpuji. Para Kalakanjaka yang berbentuk menakutkan, Para Asura Danaveghasa, Vepacitti, Paharado dan Namuci
Seratus putra Bali yang semuanya bernama Veroca yang merupakan Prajurit yang gagah perkasa, yang sesuai dengan leluhur mereka.
Dan Rahu berkata: ‘Semoga semua yang berkumpul dalam hutan berbahagia karena adanya pertemuan para bhikkhu.’
Para dewa Apo, Pathavi, Tejo, dan Vayo datang di situ
Dewa Soma, Yasasa dan Varuna yang disertai para Varuni
Dewa yang terlahir karena Metta dan Karuna nan terpuji
Mereka semua dalam sepuluh kelompok dengan tubuh yang berbeda-beda.
Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang. Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Para dewa Venhu, Sahali, Asama, Yama kembar, Dewa Canda dan penghuni bulan, Dewa surya dan para penghuni matahari,
Dewa Nakkhatta dan para penghuni planit-planit, Dewa manda dan para penghuni awan
Dewa Sakka Purindada, dewa Vesu disertai Vasuna pengikutnya
Mereka semua dalam sepuluh kelompok dengan tubuh yang berbeda-beda. Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang. Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Selanjutnya, Dewa Sahabhu dengan sinar menyala bagaikan api membara Dewa Aritthaka, Roja yang bagaikan bunga, Umma Dewa Accuta, Anejaka, Varuna dan Sahadhamma Dewa Suleyya, Rucira dan Vasavanesino juga datang
Mereka semua dalam kelompok dengan tubuh yang berbeda-beda, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang
Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Para dewa Samana, para Dewa Maha Samana, para dewa Manusa
Para Dewa Manusuttama, para Dewa Khiddapadusika, Para Dewa Mano-padusika
Para Dewa Lohita-vasino, Para Dewa Harayo, Para Dewa Paraga dan para Dewa Mahaparaga yang terpuji
Mereka semua dalam sepuluh kelompok dengan tubuh yang berbeda-beda, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang
Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Para Dewa Sukka, Karumha, Aruna, Veghanasa, Odatagayha, Dewa Vicakkhana sebagai pemimpin, dan Sadamatta, Haragaja, dan Misaka, Pajjuno yang menggelegar datang dan menghujani empat penjuru
Mereka semua dalam sepuluh kelompok dengan tubuh yang berbeda-beda. Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang, datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Para Dewa Khemiya, Tusita, Yama, Katthaka yang terpuji Para Dewa Lambitaka, Lamasettha, Joti-nama dan Asava, Para Dewa Nimmanarati dan Paranimmitavasavati
Mereka semua dalam sepuluh kelompok dengan tubuh yang berbeda-beda. Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang
Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.
Keenam puluh kelompok para dewa ini datang dengan bentuk yang berbeda-beda. Sesuai dengan nama dan kedudukan mereka, Dan mereka disertai yang lain-lain, dengan bentuk mereka masing-masing berkata:
‘Dia yang telah terbebas dari kelahiran, yang telah menghancurkan semua penghalang, yang telah melintasi arus (kehidupan) yang tanpa kekotoran batin, kepada-Nya kami datang.
Dia yang berada di atas arus dan nan suci, bagaikan bulan yang menyinari kegelapan.’
Lebih lanjut, Dewa Subrahma, Paramatto dan putra-putra yang sakti dan Tissa Sanamkumara datang ke tempat pertemuan di hutan; Maha Brahma dari seribu alam Brahma, muncul di situ dengan sangat gagah perkasa dan cemerlang, cakap sekali, gemilang dan termashur.
Sepuluh pemimpin-pemimpinnya yang menguasai alam Brahma juga datang, disertai oleh Harito yang berpakaian lengkap di tengah-tengah mereka.
Mereka semua datang disertai Dewa Inda (Sakka) dan Brahma. Pasukan Mara pun datang, juga Kanha yang bodoh:
‘Marilah, tangkap dan ikatkan ini untukku, biarkanlah mereka semua dikuasai nafsu inderia! Kepunglah mereka semua dari berbagai penjuru dan jangan biarkan siapapun yang terlepas!’
Demikianlah panglima memerintahkan pasukan hitamnya (Kanha)
Dan dengan telapak tangannya yang dipukulkan ke tanah dan menyebabkan tanah bergetar bagaikan halilintar bergelegar bersama kilat dan hujan lebat.
Kemudian ia mundur dengan gusar, tapi tanpa tenaga dan tak sanggup bereaksi lagi.
Dan Sang Cakkhuma 7) dengan penglihat-Nya yang terang, mengetahui dan mengerti semua apa yang terjadi.
Lalu Sang Guru bersabda kepada siswa-siswa yang menyenangi kata-kata-Nya:
“Para bhikkhu ketahuilah, Pasukan Mara datang!”
Mereka telah mendengar Buddha Sasana, semuanya waspada. Si jahat mundur karena mereka telah melenyapkan nafsu inderia dan tidak ada sehelai rambut pun yang berdiri di tubuh mereka.
(Lalu Mara berkata)
“Mereka semua menang dalam pertempuran, karena tidak ada ketakutan lagi yang menguasai mereka, dan telah melenyapkan semuanya. Pengikutnya yang termashur, terkenal sampai jauh dan luas. Sekarang mereka bergembira dengan segala sesuatu yang ada.”
Catatan :
yang telah mencabut semua akar-akar yang menyebabkan kelahiran, suci.
loka-dhatu.
alam tempat kelahiran atau tempat tinggal para Anagami.
aparajita
agama Buddha.
Yang melihat Sang Buddha.
Sang Buddha, sebutan lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar