Sang Master menjawab " Vaccha, ide dalam dirimu yang mempertanyakan apa yang akan kau alami setelah kematian, akan membawa pikiranmu ke padang pasir yang gersang, Hutan belantara yang berduri dan kemarau panjang tiada berkesudahan. Pikiran itu menciptakan ketakutan, kemarahan, delusi dan argumentasi. Apa yang kau harapkan dengan pemikiran seperti itu ? Pertanyaanmu itu tidak akan menciptakan kedamaian dan pencerahan."
Vaccha " Lantas, apakah anda memiliki pemikiran sendiri mengenai kematian ?"
Sang master itu diam sejenak. Kemudian menjawab pertanyaan pengembara itu dengan senyum "
"Vaccha, Saya tidak mau terlibat dengan semua iman dan kepercayaan, tapi saya akan mengatakan apa yang saya sudah mengerti. Semua hal dalam kehidupan ini adalah hasil dari persepsi pikiran, sebagaimana semua hal datang dan pergi, menjadi ada dan kemudian tidak ada...lahir dan kematian juga merupakan rangkaian peristiwa yang ada di dalamnya. Mereka yang sudah tidak terikat oleh persepsi akan melihat bahwa semua yang terjadi, sebagaimana itu terjadi. Semua hanyalah kumpulan dari berbagai "saat".
Sebagaimana "saat" kita menarik nafas, kemudian akan dilanjutkan dengan "saat" kita menghembuskan nafas. "Saat" kita lahir, "Saat" kita beranjak dewasa, "Saat" kita menikah, "Saat" kita tua, "Saat" kita mati, semuanya adalah kumpulan "Saat". Tidak ada alur maju atau mundur, kita hanyalah hidup di "Saat sekarang" yang abadi. Seperti buih yang naik ke permukan air untuk kemudian kembali ke bawah permukaan, seperti angin yang mendadak bertiup dan kemudian juga mendadak berhenti. Seperti hujan yang turun dan hujan yang berhenti, semuanya ada dalam "saat sekarang" yang abadi, sekarang...katakan pada saya...apakah kematian itu ada ?"
Vaccha tersenyum " Saya mengerti"
(Regina Kim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar