MAKAN DENGAN SADAR
Beberapa tahun yang lalu, saya
menanyai beberapa anak, ”Apakah tujuan dari makan pagi?” Seorang anak
menjawab,”Untuk mendapatkan kekuatan sepanjang hari”.
Yang lain menjawab,”Tujuan makan pagi adalah
untuk makan pagi”.
Saya pikir anak yang kedua lebih tepat,
tujuan makan adalah untuk makan.
Memakan makanan dengan sepenuh
kesadaran merupakan latihan yang penting.
Kita matikan tv, letakkan koran, dan bekerja bersama-sama selama lima atau sepuluh menit, menata meja dan menyelesaikan apapun yang perlu dikerjakan. Selama lima menit ini, kita bisa sangat berbahagia. Ketika makanan siap di meja dan semua telah duduk, kita berlatih pernapasan, “Menarik napas, saya menenangkan jasmani. Mengeluarkan napas, saya tersenyum”, sebanyak 3 kali. Kita dapat memulihkan diri sendiri secara penuh setelah tiga kali bernapas seperti ini.
Kita matikan tv, letakkan koran, dan bekerja bersama-sama selama lima atau sepuluh menit, menata meja dan menyelesaikan apapun yang perlu dikerjakan. Selama lima menit ini, kita bisa sangat berbahagia. Ketika makanan siap di meja dan semua telah duduk, kita berlatih pernapasan, “Menarik napas, saya menenangkan jasmani. Mengeluarkan napas, saya tersenyum”, sebanyak 3 kali. Kita dapat memulihkan diri sendiri secara penuh setelah tiga kali bernapas seperti ini.
Selanjutnya, kita memandang setiap
orang ketika kita menarik dan mengeluarkan napas dalam rangka
menyatu dengan diri sendiri dan setiap orang di meja
tersebut. Kita tidak memerlukan dua jam untuk melihat orang lain. Jika
kita benar-benar mapan di dalam diri sendiri, kita hanya perlu
memandang selama satu atau dua detik, dan itu sudah cukup untuk
melihat. Saya pikir jika satu keluarga terdiri dari lima orang,
hanya diperlukan sekitar lima atau
sepuluh detik untuk mempraktikkan “memandang
atau melihat” ini.
Setelah bernapas, kita tersenyum.
Duduk dengan orang lain di meja, kita memiliki kesempatan untuk
memberikan seberkas senyum persahabatan dan pengertian
yang sejati. Itu sangat mudah, tetapi tidak banyak orang yang
melakukannya. Bagi saya ini merupakan praktik yang sangat
penting. Kita saling memandang dan tersenyum padanya. Bernapas dan
tersenyum, keduanya merupakan latihan yang sangat penting.
Jika anggota keluarga tidak bisa saling tersenyum,
keadaannya sangat berbahaya.
Setelah bernapas dan tersenyum, kita
memandang makanan dalam cara yang menjadikan makanan
tampak nyata. Makanan ini mengungkapkan hubungan kita dengan
dunia. Setiap gigitan mengandung kehidupan sang surya dan
dunia. Sejauh mana makanan kita mengungkapkan dirinya,
itu adalah bergantung pada kita. Kita bisa melihat dan merasakan
seluruh alam semesta dalam sepotong roti! Merenungkan makanan
kita selama beberapa detik sebelum makan, dan makan dengan penuh
sadar, bisa memberi kita lebih banyak kebahagiaan.
Memiliki kesempatan untuk duduk
bersama keluarga dan teman kita serta menikmati makanan yang
lezat merupakan sesuatu yang berharga, sesuatu yang tidak dimiliki
setiap orang. Banyak orang di dunia yang kelaparan. Ketika saya
memegang semangkok nasi
atau sepotong roti, saya tahu bahwa
saya beruntung, dan saya merasa kasihan kepada semua yang tidak
mempunyai makanan untuk disantap serta tanpa teman atau
keluarga. Ini merupakan praktik yang sangat mendalam. Kita
tidak perlu pergi ke vihara atau gereja untuk berlatih ini. Kita
bisa berlatih tepat pada saat makan malam. Makan dengan sadar bisa
mengembangkan benih benih kasih sayang dan pengertian, yang
dapat menguatkan kita
untuk melakukan sesuatu untuk membantu
dan merawat orang yang kelaparan dan kesepian.
Untuk menopang kesadaran selama waktu
makan, anda mungkin senang makan dengan diam dari waktu ke
waktu. Keheningan dalam waktu makan anda yang pertama
bisa menyebabkan anda merasa kurang nyaman, tetapi sekali
anda terbiasa, anda akan menyadari bahwa waktu makan dalam
keheningan memberikan lebih banyak kedamaian dan
kebahagiaan. Seperti kita mematikan TV sebelum makan, kita bisa “mematikan”
pembicaraan untuk menikmati makanan dan kehadiran satu
dengan yang lainnya.
Saya tidak menganjurkan keheningan
waktu makan di setiap hari.
Saling bercakap-cakap bisa menjadi
cara yang indah untuk menjadi satu dalam kesadaran. Tetapi
kita harus membedakan jenis-jenis pembicaraan kita. Beberapa
pokok pembicaraan bisa menjauhkan kita; misalnya, jika kita
membicarakan tentang kelemahan-kelemahan orang lain.
Makanan yang sudah disiapkan secara cermat akan mubazir jika kita
membiarkan pembicaraan semacam itu menguasai waktu makan
kita. Sebaliknya jika kita membicarakan hal-hal yang membina
kesadaran kita terhadap makanan dan kebersamaan kita, kita
mengembangkan kebahagiaan yang perlu kita tumbuhkan.
Jika kita membandingkan pengalaman ini dengan pengalaman
membicarakan kelemahan orang lain, kita akan menyadari bahwa
kesadaran terhadap sepotong roti di mulut kita akan jauh
lebih menyehatkan. Ia membawa kehidupan ke dalam saat ini
dan membuat kehidupan menjadi nyata.
Jadi, sewaktu makan kita harus menahan
diri dari mendiskusikan pokok-pokok yang bisa menghancurkan
kesadaran kita terhadap keluarga dan makanan kita. Tetapi kita
harus merasa bebas untuk mengatakan hal-hal yang bisa
menumbuhkan kesadaran dan kebahagiaan. Misalnya, jika terdapat
lauk yang sangat anda sukai, anda bisa memperhatikan apakah orang
lain juga menikmatinya,dan jika satu di antara mereka tidak,
anda bisa membantunya menghargai masakan lezat itu yang
disiapkan dengan cinta kasih.
Jika seseorang memikirkan sesuatu
selain dari makanan enak yang ada di meja, seperti kesulitannya
di kantor atau dengan teman-temannya, ia kehilangan saat ini
dan makanannya. Anda bisa berkata, “Makanan ini lezat,
tidakkah kamu setuju?” untuk menariknya dari pikiran dan
kecemasannya serta membawanya kembali ke sini dan saat kini, untuk
menikmati kehadiran anda, menikmati masakan yang lezat. Anda
menjadi seorang bodhisattva, membantu makhluk hidup
mencapai penerangan.
Anak-anak, khususnya, sangat mampu
mempraktikkan kesadaran dan mengingatkan yang lain untuk
melakukan hal yang sama.
MENCUCI PIRING
Menurut saya, pemikiran bahwa
membereskan piring-piring merupakan pekerjaan yang tidak
menyenangkan hanya muncul bilamana anda tidak melaksanakannya.
Begitu anda berdiri di
depan bak pencuci piring dengan lengan
baju digulung dan tangan anda di dalam air hangat, hal itu
sungguh cukup menyenangkan.
Saya menikmati menghabiskan waktu saya
dengan setiap piring, sepenuhnya sadar terhadap piring itu,
air, dan setiap gerakan tangan saya. Saya tahu jika saya
buru-buru untuk segera
memakan makanan pencuci mulut maka
saat mencuci piring akan tidak menyenangkan dan tidak berharga
untuk dijalani. Hal itu sangat disayangkan, karena setiap
menit, setiap detik dari kehidupan adalah suatu keajaiban.
Piring-piring itu sendiri dan kenyataannya bahwa saya mencuci piring
di sini merupakan keajaiban!
Jika saya tidak mampu mencuci piring
dengan gembira, jika saya ingin menyelesaikannya secepatnya
sehingga saya bisa pergi dan menikmati makanan pencuci mulut, saya
akan sama tak mampunya dalam menikmati makanan
pencuci mulut saya.
Dengan garpu di tangan, saya akan
memikirkan apa yang harus saya kerjakan berikutnya, dan bahan
serta rasa dari makanan pencuci mulut itu, bersama dengan
kesenangan di dalam
memakannya, akan hilang. Saya akan
selalu terbawa ke masa yang akan datang, tak pernah mampu
hidup pada saat ini.
Setiap pikiran, setiap tindakan dalam
cahaya kesadaran menjadi mulia. Dalam hal ini, tidak muncul
batas antara yang mulia dan yang biasa. Saya harus mengakui bahwa
saya memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencuci piring,
tetapi saya sepenuhnya hidup pada setiap saat, dan saya
berbahagia.
Mencuci piring, pada saat yang
bersamaan merupakan sebuah cara dan sebuah akhir – yaitu, kita
tidak hanya mencuci untuk mendapatkan piring yang bersih, tetapi
kita juga mencuci hanya untuk mencuci, untuk hidup sepenuhnya
di setiap saat ketika mencuci piring-piring itu.
MEDITASI BERJALAN
Meditasi berjalan bisa menjadi sangat
menyenangkan. Kita berjalan perlahan, seorang diri atau
bersama teman, jika memungkinkan di tempat yang indah.
Meditasi berjalan benarbenar
adalah untuk menikmati berjalan –
berjalan tidaklah untuk sampai, tetapi hanya untuk berjalan.
Tujuannya adalah untuk berada pada saat ini dan sadar
terhadap pernapasan dan jalan kita, untuk menikmati setiap langkah.
Oleh sebab itu kita harus melepaskan diri dari kecemasan dan
kegelisahan, tidak memikirkan yang telah lampau, tidak
memikirkan yang akan datang, hanya menikmati saat ini. Kita
bisa menggandeng tangan seorang anak ketika kita melakukan
itu. Kita berjalan, kita melangkah bagaikan orang yang paling
berbahagia di Bumi ini.
Meskipun kita berjalan sepanjang
waktu, jalan kita biasanya lebih mirip dengan berlari. Bilamana kita
berjalan seperti itu, kita mencetak kegelisahan dan penderitaan
di Bumi.
Kita harus berjalan dalam suatu cara sehingga kita hanya mencetak kedamaian dan ketenangan di Bumi. Kita semua dapat melakukan hal ini, asalkan kita benar-benar menginginkannya. Setiap anak bisa melakukannya. Jika kita bisa membuat satu langkah seperti ini, kita bisa membuat dua, tiga, empat dan lima langkah seperti ini. Jika kita mampu satu langkah dengan kedamaian dan kebahagiaan, kita sedang mengusahakan rasa damai dan bahagia bagi seluruh umat manusia. Meditasi berjalan merupakan praktik yang sangat indah.Ketika kita melakukan meditasi berjalan di luar, kita berjalan sedikit lambat dibandingkan langkah normal kita, dan kita menyelaraskan pernapasan kita dengan langkah kita. Misalnya, kita bisa mengambil tiga langkah pada setiap tarikan napas dan tiga langkah
Kita harus berjalan dalam suatu cara sehingga kita hanya mencetak kedamaian dan ketenangan di Bumi. Kita semua dapat melakukan hal ini, asalkan kita benar-benar menginginkannya. Setiap anak bisa melakukannya. Jika kita bisa membuat satu langkah seperti ini, kita bisa membuat dua, tiga, empat dan lima langkah seperti ini. Jika kita mampu satu langkah dengan kedamaian dan kebahagiaan, kita sedang mengusahakan rasa damai dan bahagia bagi seluruh umat manusia. Meditasi berjalan merupakan praktik yang sangat indah.Ketika kita melakukan meditasi berjalan di luar, kita berjalan sedikit lambat dibandingkan langkah normal kita, dan kita menyelaraskan pernapasan kita dengan langkah kita. Misalnya, kita bisa mengambil tiga langkah pada setiap tarikan napas dan tiga langkah
dengan setiap hembusan napas. Jika
kita bisa berkata “Masuk, masuk, masuk. Keluar, keluar, keluar”.
”Masuk” adalah untuk membantu kita mengenali napas masuk.
Setiap kali kita menyebut sesuatu dengan namanya, kita
menjadikannya semakin nyata, seperti menyebut nama seorang teman. Jika paru-paru anda menghendaki empat
langkah sebagai pengganti tiga, berikanlah mereka
empat langkah. Jika kita hanya menginginkan dua langkah, berikan
mereka dua. Panjangnya tarikan dan hembusan-napas anda
tidaklah harus sama. Misalnya
anda bisa mengambil tiga langkah pada
setiap tarikan dan empat langkah pada setiap hembusan. Jika
anda merasa bahagia, damai dan gembira ketika anda berjalan, anda
telah berlatih dengan benar.
Sadarilah sentuhan antara kaki anda
dengan Bumi atau tanah.
Berjalanlah seolah-olah anda sedang
mencium Bumi dengan kaki anda. Kita telah menyebabkan banyak
kerusakan pada Bumi. ,Sekarang tibalah saatnya bagi kita
untuk merawatnya. Kita membawa kedamaian dan ketenangan pada
permukaan Bumi dan berbagi pelajaran cinta kasih.
Kita berjalan dengan semangat itu. Dari waktu ke waktu, ketika kita
melihat sesuatu yang indah, kita mungkin ingin berhenti dan
melihatnya – sebatang pohon, setangkai bunga, anak-anak yang sedang
bermain. Ketika kita memandang, kita meneruskan mengikuti
napas kita, agar kita tidak kehilangan bunga yang indah itu dan
terperangkap di dalam pemikiran-pemikiran kita. Ketika kita
ingin melanjutkan berjalan,kita tinggal memulainya lagi. Setiap
langkah yang kita buat akan menciptakan angin yang sejuk,
menyegarkan jasmani dan batin kita. Setiap langkah menjadikan bunga
berkembang di bawah telapak kaki kita. Kita bisa
melakukannya hanya jika kita tidak memikirkan masa yang akan datang atau
masa yang telah lampau,dan memandang bahwa kehidupan hanya
bisa ditemukan pada saat ini.
MEDITASI TELEPON
Telepon sangatlah menyenangkan, tetapi
kita bisa dijajah olehnya.
Kita mungkin merasa bahwa deringannya mengganggu, atau merasa terganggu oleh banyaknya panggilan. Ketika kita berbicara di telepon, kita mungkin lupa bahwa kita sedang berbicara di telepon, menghamburkan waktu (dan uang) yang sangat berharga.
Kita mungkin merasa bahwa deringannya mengganggu, atau merasa terganggu oleh banyaknya panggilan. Ketika kita berbicara di telepon, kita mungkin lupa bahwa kita sedang berbicara di telepon, menghamburkan waktu (dan uang) yang sangat berharga.
Kerap kali kita membicarakan hal-hal
yang tidak penting.
Sudah berapa kali kita menerima
rekening telepon kita dan menggerenyit pada jumlahnya? Dering
telepon menciptakan semacam getaran didalam diri kita, dan
mungkin sedikit
kecemasan, “Siapakah yang menelepon?
Apakah berita baik atau buruk?” Namun ada kekuatan di dalam
diri kita yang mendorong kita berjalan menuju ke arah telepon,
dan kita tidak dapat melawannya. Kita menjadi korban dari
telepon kita sendiri. Saya anjurkan lain kali anda mendengar
dering telepon, tetaplah berada di tempat, tarik dan keluarkan napas
secara sadar, tersenyumlah pada diri sendiri, dan ucapkan kalimat
ini, “Dengarlah, dengarlah.
Suara yang indah ini membawaku kembali
pada kesejatian diriku”.
Ketika bel berdering untuk kedua kalinya,
anda bisa mengulang syair itu, dan senyum anda bahkan
menjadi lebih sempurna. Ketika anda tersenyum, urat-urat di wajah
anda rileks, dan ketegangan anda segera lenyap. Anda dapat
berusaha berlatih pernapasan dan tersenyum seperti ini, karena
orang yang menelepon mempunyai sesuatu yang penting untuk
dikatakan, ia pasti akan menunggu paling tidak sebanyak tiga
kali deringan. Ketika telepon berdering untuk ketiga kalinya, anda
bisa melanjutkan bernapas dan tersenyum, sambil anda berjalan
perlahan menuju telepon, dengan segenap keagungan anda. Anda
adalah majikan anda sendiri. Anda tahu bahwa tersenyum
bukan hanya demi kepentingan anda, tetapi juga demi
kepentingan pihak lain. Jika anda tersinggung atau marah, pihak
lain akan menerima imbasnya.
Tetapi karena anda telah bernapas
secara sadar dan tersenyum, anda berada dalam kesadaran, dan
ketika anda mengangkat telepon, betapa beruntungnya orang
yang menelepon anda!
Sebelum menelepon, anda dapat juga
menarik dan mengeluarkan napas tiga kali, lalu putarlah. Ketika
anda mendengar telepon di sana berdering anda tahu bahwa teman
anda sedang berlatih bernapas dengan sadar dan tersenyum
serta tak akan mengangkatnya sampai deringan ketiga.
Jadi anda memberitahu diri sendiri, “Ia sedang bernapas, mengapa
aku tidak?” Anda berlatih menarik dan mengeluarkan
napas, dan ia juga melakukannya. Alangkah indahnya itu!
Anda tidak perlu masuk ke ruang
meditasi untuk melakukan praktik meditasi yang indah ini. Anda dapat
melakukannya di kantor maupun di rumah.
Saya tidak tahu bagaimana operator
telepon bisa mempraktikkannya manakala begitu
banyak telepon berdering serempak. Saya percayakan pada anda
untuk mencarikan cara bagi para operator untuk berlatih
meditasi telepon.
Tetapi bagi kita yang bukan operator
telepon mempunyai hak untuk bernapas tiga kali. Mempraktikkan
meditasi telepon dapat meniadakan ketegangan dan kemuraman
serta membawa kesadaran di dalam kehidupan
sehari-hari.
MEDITASI MENGEMUDI
Di Vietnam, empat puluh tahun yang
lalu, saya merupakan bhikkhu pertama yang mengendarai sepeda. Pada
saat itu, hal ini dianggap tidak layak. Tetapi sekarang, para
bhikkhu mengendarai sepeda motor dan mobil. Kita harus menjadikan
latihan meditasi kita mengikuti zaman dan menanggapi keadaan
sebenarnya di dunia,jadi saya telah menulis syair
sederhana yang dapat anda baca sebelum menyalakan mobil anda. Saya
berharap anda menemukan manfaatnya:
Sebelum menjalankan
mobil,
Saya tahu kemana saya
akan pergi.
Mobil dan saya adalah
satu,
Jika mobil berjalan
cepat, saya berjalan cepat.
Kadang-kadang kita tidak benar-benar
perlu menggunakan mobil, tetapi karena kita ingin menyingkir
dari diri sendiri, kita pergi mengemudi. Kita merasa ada kekosongan
di dalam diri dan kita tidak ingin menghadapinya. Kita tidak
senang terlalu sibuk, tetapi setiap kita mempunyai waktu luang,
kita takut berada sendirian bersama diri kita sendiri. Kita ingin
melarikan diri, menyalakan televisi, mengangkat telepon, membaca
novel, pergi bersama
teman-teman, atau mengeluarkan mobil
dan pergi ke suatu tempat.
Peradaban kita mengajar kita untuk
bertindak seperti ini dan membekali kita dengan berbagai barang
yang dapat kita gunakan untuk menghilangkan ikatan dengan diri
sendiri. Jika kita membaca syair ini ketika kita akan memutar
kunci kontak mobil kita, ia bisa seperti obor atau suluh, dan kita
dapat melihat bahwa kita tidak perlu pergi ke manapun. Ke manapun
darinya kita pergi, “diri” kita akan bersama kita, kita tidak dapat
melepaskan diri. Jadi mungkin lebih baik, dan lebih menyenangkan,
untuk mematikan mesin dan keluar untuk suatu meditasi berjalan.
Dikatakan bahwa dalam beberapa tahun
terakhir ini, dua juta mil persegi tanah hutan telah rusak oleh
hujan yang asam, sebagian dikarenakan oleh mobil-mobil kita. “Sebelum
menghidupkan mobil, saya tahu kemana saya akan pergi”,
merupakan suatu pertanyaan
yang sangat mendalam. Kemana kita akan
pergi? Untuk kehancuran kita sendiri? Jika
pepohonan mati, kita manusia juga akan mati. Jika perjalanan anda memang
perlu, silakan jangan ragu untuk pergi. Tetapi jika anda
melihat bahwa itu tidak terlalu penting, anda bisa menyingkirkan kunci
dari staternya dan sebagai gantinya anda pergi berjalan-jalan di sepanjang tepi sungai atau melewati taman. Anda akan kembali pada
diri sendiri dan berteman kembali dengan pepohonan.
“Mobil dan saya adalah satu”. Kita
mempunyai kesan bahwa kita adalah sang majikan, dan si mobil
hanyalah alat, tetapi hal itu tidak benar. Jika kita menggunakan
alat atau mesin apa saja, maka kita berubah. Seorang pemain biola
dengan biolanya menjadi sangat indah. Seorang pria dengan
sebuah senjata di tangannya menjadi sangat berbahaya. Ketika kita menggunakan mobil, kita menjadi diri kita dan mobil itu.
Mengemudi merupakan tugas sehari-hari
dalam masyarakat ini.
Saya tidak menyarankan anda untuk
berhenti mengemudi, tetapi hanya lakukanlah dengan penuh
kesadaran. Ketika kita sedang mengemudi, kita hanya berpikir tentang
tiba. Oleh sebab itu, setiap kali kita melihat lampu merah, kita
tidak bahagia. Lampu merah menjadi semacam musuh yang menghalangi
kita untuk mencapai tujuan. Tetapi kita juga dapat melihat
lampu merah sebagai genta kewaspadaan yang mengingatkan kita
untuk kembali kepada saat ini. Lain kali anda melihat lampu
merah, tersenyumlah padanya dan kembali pada napas anda. “Menarik
napas, saya menenangkan jasmani saya.
Menghembuskan napas, saya
tersenyum”. Sungguh mudah untuk
mengalihkan perasaan terganggu menjadi perasaan yang
menyenangkan. Meskipun itu lampu merah yang sama, ia menjadi
berbeda. Ia menjadi teman,
membantu kita mengingat bahwa hanya
pada saat ini kita dapat menjalani kehidupan kita.
Ketika saya berada di Montreal
beberapa tahun yang lalu untuk membimbing suatu retret, seorang teman
mengajak saya melintasi pegunungan. Saya perhatikan setiap
kali ada sebuah mobil berhenti di depan saya, kalimat “Je me
souviens” terdapat di nomor pelat. Itu berarti “saya ingat”. Saya
tidak yakin apa yang ingin mereka ingat, mungkin asal-usul
Perancis mereka, tetapi saya katakan pada temanku bahwa saya
mempunyai hadiah untuknya.
“Setiap waktu anda melihat mobil
dengan kalimat itu, “Je me souviens”, ingatlah untuk bernapas dan
tersenyum. Itu merupakan satu genta kewaspadaan. Anda akan
mempunyai banyak kesempatan untuk bernapas dan
tersenyum ketika anda mengemudi melintasi kota Montreal.
Ia sangat senang, dan berbagi praktik
ini dengan teman-temannya.
Kemudian, ketika ia mengunjungi saya
di Perancis, ia mengatakan kepada saya bahwa sungguh lebih sulit
untuk berlatih di Paris daripada di Montreal, karena di Paris
tidak terdapat “Je me souviens”. Saya katakan padanya, “Ada
banyak lampu merah dan tanda berhenti di mana saja di Paris.
Mengapa anda tidak berlatih dengan mereka?” Setelah ia kembali ke
Montreal, melalui Paris, ia menulis sepucuk surat yang sangat
indah. “Guru, sungguh sangat mudah untuk berlatih di Paris.
Setiap kali sebuah mobil berhenti di depan saya, saya melihat
mata sang Buddha berkedip kepada saya. Saya harus menjawab
Beliau dengan bernapas dan tersenyum, tak ada jawaban yang lebih
baik daripada itu. Saya menikmati saat yang indah mengemudi di
Paris”.
Lain waktu anda terjebak dalam
kemacetan lalu-lintas, jangan melawan. Tidaklah berguna untuk
melawan. Bersandarlah dan tersenyum pada dirimu, seberkas senyum
kasih sayang dan cinta kasih. Nikmatilah saat ini, bernapas
dan tersenyum, dan buatlah penumpang lain di dalam mobil anda
berbahagia. Kebahagiaan berada di sana jika anda tahu
bagaimana bernapas dan tersenyum, karena kebahagiaan selalu
dapat ditemukan pada saat ini.
Berlatih meditasi adalah untuk kembali kepada saat ini, untuk menemui bunga, langit biru, anak-anak. Kebahagiaan selalu tersedia.
Berlatih meditasi adalah untuk kembali kepada saat ini, untuk menemui bunga, langit biru, anak-anak. Kebahagiaan selalu tersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar