Kamis, 07 Juni 2012

Sebuah Pancing dan Sekarung Ikan

Dahulu ada dua orang yang sedang kelaparan di gurun mendapat bantuan dari seorang dewa.

Dewa memberikan kepada mereka sebuah pancing dan sekarung ikan. Salah satu dari antara mereka memilih sekarung ikan, yang seorang lagi mengambil pancing, lalu mereka berdua berpisah.

Orang yang mendapatkan ikan dengan tidak sabaran langsung ditempat itu menyalakan tungku api membakar ikannya, dengan lahap memakan ikan-ikan tersebut, dalam sekejap ikan tersebut sudah habis dimakan olehnya. Tetapi setelah beberapa hari kemudian dia meninggal kelaparan di dekat karung ikan yang sudah kosong tersebut.

Orang yang memperoleh pancing, membawa pancingnya dengan jalan bertatih-tatih menuju ke tepi laut, tetapi sebelum dia sampai ke laut yang biru dan luas tersebut, dia sudah tidak bertenaga lagi karena telah terlalu lapar dia terjatuh dipinggir jalan, dengan mata melotot dia meninggalkan dunia yang fana ini dalam keadaan kelaparan.

Ada dua orang yang kelaparan lagi, mereka juga mendapat bantuan dari dewa mendapat sebuah pancing dan sekarung ikan. Tetapi mereka berdua tidak menempuh jalan masing-masing, mereka berdua sepakat, setiap hari hanya boleh memasak seekor ikan dalam karung sambil mencari laut.

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh, akhirnya mereka melihat laut, mulai saat itu mereka berdua memulai mata pencaharian mereka dengan menangkap ikan.

Setelah beberapa tahun berlalu, mereka telah dapat mendirikan rumah sendiri, mereka berdua juga telah berkeluarga, serta masing-masing memiliki kapal ikan sendiri. Mereka memulai kehidupan yang harmonis dengan keluarga mereka.

Dalam kehidupan masyarakat, jika bisa memahami makna saling membantu dan membagi, dapat bekerjasama dengan harmonis, maka akan menguntungkan diri sendiri dan orang lain. (Minghuischool/Juchen)

Erabaru.net

Tidak ada komentar: