Jumat, 29 Juni 2012

KEHIDUPAN KITA MERUPAKAN SEBUAH KARYA SENI



Setelah suatu retret di California Selatan, seorang seniman bertanya
kepada saya “Bagaimana cara memandang setangkai bunga
sehingga saya bisa menjadikannya yang terbaik bagi karya saya?”
Saya katakan,”Jika anda melihat dengan cara itu, anda tidak dapat
menyentuh bunga itu. Tinggalkan semua proyek anda sehingga
anda bisa bersama dengan si bunga tanpa ada keinginan untuk
memanfaatkannya atau mendapatkan sesuatu darinya”. Seniman
yang sama mengatakan padaku, “Ketika saya bersama seorang
teman, saya ingin memanfaatkannya”. Tentu saja kita bisa
memanfaatkan seorang teman, tetapi seorang teman sesungguhnya
lebih dari sekedar sumber keuntungan. Hanya bersama dengan
seorang teman, tanpa memikirkan untuk meminta dukungan
bantuan atau nasehatnya, merupakan suatu seni.
Telah menjadi semacam kebiasaan untuk melihat sesuatu dengan
tujuan memperoleh sesuatu. Kita menyebutnya “pragmatisme” dan
kita mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang berbalas.
Jika kita bermeditasi untuk mendapatkan kebenaran, tampaknya
kita akan mendapatkan balasan yang baik. Di dalam meditasi,
kita berhenti dan kita melihat ke dalam. Kita berhenti hanya untuk
bernapas, untuk berada bersama diri kita sendiri dan dunia. Jika
kita mampu berhenti, kita mulai melihat dan jika kita dapat melihat,
kita memahami. Kedamaian dan kebahagiaan adalah buah dari
proses ini. Kita harus menguasai seni berhenti ini agar benarbenar
dapat bersama teman kita dan dengan bunga tersebut.
Bagaimana kita bisa membawa unsur-unsur kedamaian kepada
masyarakat yang sangat terbiasa mengambil keuntungan?
Bagaimana senyuman kita bisa menjadi sumber kegembiraan dan
bukan hanya satu manuver diplomatik? Ketika kita tersenyum pada
diri sendiri, senyum itu bukan diplomasi, ia merupakan bukti bahwa
kita adalah diri kita sendiri, bahwa kita memiliki kedaulatan
terhadap diri kita sendiri. Dapatkah kita menulis sajak tentang
berhenti, tentang tanpa tujuan atau hanya seperti apa adanya?
Bisakah kita menggambarkan sesuatu tentang hal itu? Segala
sesuatu yang kita kerjakan akan menjadi satu tindakan berpuisi
atau melukis, jika kita melakukannya dengan kesadaran.
Menanam selada adalah berpuisi. Berjalan ke supermarket bisa
merupakan suatu lukisan.
Ketika kita tidak merisaukan diri kita mengenai apakah sesuatu
itu merupakan karya seni atau tidak, jika dalam setiap saat kita
hanya bertindak dengan ketenangan dan kesadaran, setiap menit
dari kehidupan kita merupakan karya seni. Bahkan ketika kita tidak
melukis atau menulis, kita tetap berkarya. Kita mengandung
keindahan, kegembiraan dan kedamaian, dan kita menjadikan
kehidupan ini lebih indah bagi banyak orang. Kadangkala lebih
baik tidak membicarakan kesenian dengan menggunakan kata
“seni”. Jika kita hanya berbuat dengan kesadaran dan ketulusan
hati, kesenian kita akan berbunga dan kita sama sekali tidak perlu
membicarakannya. Bilamana kita tahu bagaimana untuk menjadi
damai, kita menemukan bahwa seni adalah jalan yang sangat
indah untuk membagi kedamaian kita. Ekspresi seni akan muncul
pada satu atau lain kesempatan, tetapi manusianya adalah yang
perlu sekali. Jadi kita harus kembali pada diri sendiri, dan ketika
kita memiliki kegembiraan serta kedamaian di dalam diri sendiri,
karya seni kita akan cukup wajar dan mereka akan melayani dunia
secara positif.



Thich Nhat Hanh
(DAMAI DI SETIAP LANGKAH)

Tidak ada komentar: