Minggu, 15 Juli 2012

ANTARA HIDUP DAN MATI



Dahulu kala di India ada seorang pria karena kekecewaan mendalam dan emosi, dia membenci semua orang lalu meninggalkan rumah pergi ke kuil Buddha dan menjadi bhiksu.

Meskipun tubuh fisiknya telah menjadi seorang penganut agama Buddha dan seorang bhiksu, namun hatinya masih rindu akan dunia fana, terikat oleh nafsu keinginan. Sering menggunakan minyak wangi untuk menggosok badannya, menggunakan air ramuan untuk mandi, mementingkan keharuman dan kelembutan kulit tubuhnya, juga sangat perhatian kepada alat-alat makan serta tempat tidur, hatinya tertutup seluruhnya oleh materi, seperti rotan yang menjalar dan melilit di seluruh tubuhnya, sesaat pun tidak bisa bebas.

Walaupun secara formal dia sudah menjadi seorang bhiksu, sudah ditahbiskan, tetapi jika dilihat dari taraf dan prilakunya dia masih seorang manusia biasa, manusia yang masih belum menjadi biksu, pengertian terhadap jalan suci mencapai nirvana masih sangat jauh sekali.

Ketika itu di suatu tempat di negeri Moro ada seorang tokoh terhormat dia seorang bhiksu yang memiliki perilaku luhur dan nama besar yang tersohor dimana-mana dalam agama Buddha, bhiksu yang baru dibaptis tersebut dengan hati yang sangat hormat dan kagum pergi mengunjungi bhiksu yang tersohor tersebut.

Bhiksu tersohor ini bertanya kepada dia: "Apa perlunya Anda datang kemari dari tempat yang begitu jauh?"

"Saya kemari karena mengagumi nama Anda, berharap Anda berbelas kasih bisa memberikan petunjuk-petunjuk penting dalam dharma Buddha."

Setelah biksu tersohor tersebut memeriksa bakat dasar dari bhiksu baru ini, dia segera mengetahui bahwa bhiksu baru tersebut masih mempunyai keterikatan cinta, masih belum bisa terlepas dari keterikatan itu, dia lalu bertanya: "Apakah Anda bisa secara total menuruti apa yang saya katakan, menerima bimbingan dari saya dan melakukan apa saja menurutkan kemauan saya?"

"Saya pasti bisa, melakukan apa saja sesuai dengan apa yang Anda perintahkan."

"Jika hati Anda sudah timbul keyakinan, maka saya lebih dulu mengajarkan ilmu supranatural kepada Anda, kemudian baru mengajarkan Dharma kepada Anda," Bhiksu tersohor itu berkata.

"Lebih dulu belajar ilmu supranatural, bagus sekali!"

Karena itu bhiksu tersohor tersebut mengajak dia masuk ke dalam gunung, mengajarkan dia cara bermeditasi, serta meminta dia untuk menurut secara mutlak.

Bhiksu tersohor menggunakan ilmu supranatural menjelma menjadi sebatang pohon besar dan berkata: "Anda harus naik ke atas pohon besar ini!"

Karena itu bhiksu baru itu menuruti perintah bhiksu tersohor naik ke atas pohon besar itu. Setelah di atas dia menengok ke bawah terlihat olehnya di bawah sana ada sebuah kubangan besar yang sangat dalam. Saat itu terdengar suara biksu tersohor itu berkata: "Lepaskanlah kedua kaki Anda!"

Bhiksu baru itu terpaksa melepaskan kedua kakinya, dia lalu diperintahkan melepaskan satu tangannya, bhiksu baru itu juga menurut-kan perintah melepaskan satu tangannya. Tetapi ketika dia diperintahkan untuk melepaskan tangannya yang hanya tersisa satu, dia menjadi sangat ketakutan lalu berkata: "Jika melepaskan lagi tangan yang tersisa, saya pasti akan terjun ke dalam kubangan dan tewas!"

"Anda sudah membuat janji dengan saya, akan melakukan segalanya menuruti perintah dari saya, mengapa Anda sekarang menyesal?"

Tiada cara lain bagi bhiksu baru itu, dia terpaksa berat hati terjun ke dalam kubangan yang dalam dan gelap. Saat itu dia sangat ketakutan bagai arwah melayang dan jiwa terburai, sekujur tubuhnya berkeringat dingin, dia membuka mata untuk melihat, pohon dan kubangannya telah hilang.

Kemudian bhiksu tersohor mulai mengajarkan darma kepadanya: "Sekarang saya bertanya, ketika Anda melepaskan satu tangan yang terakhir dan meluncur ke bawah, apakah Anda merasakan dalam dunia fana masih ada yang Anda inginkan?"

"Bhiksu terhormat, ketika tiba saat yang menentukan hidup dan mati, segala sesuatunya sudah tidak ada lagi yang diinginkan."

"Benar, segala sesuatu dalam dunia fana, semua terutama adalah khayalan belaka, ketika tubuh jasad Anda buyar, beserta itu segala cinta juga menjadi buyar, jika Anda bisa menyadari tubuh jasad manusia yang tidak menentu ini, maka keterikatan cinta yang melilit di tubuh Anda, juga menyertai tubuh jasad terlepas dari keterikatan itu. Cinta adalah sumber dari segala kerisauan hati tentang hidup dan mati, harus hati-hati menghalaunya, gigih maju dalam meditasi, jangan kehilangan tekad awal, akan mencapai kesempurnaan."

Setelah mendengarkan dharma, bhiksu baru tersebut segera tersadarkan, sejak saat itu dia teliti dalam pemikiran, rajin dan gigih maju dalam meditasi, akhirnya mendapatkan buah status Arahat.

Kebenaran dan kepalsuan, kesemuan dan kenyataan dalam dunia fana ini, hanya karena sepasang mata fisik kita tidak bisa membedakannya dengan tepat, seringkali menganggap kesemuan sebagai kenyataan, tamak akan kegembiraan sesaat, karena beda pikiran sekilas akibatnya adalah terjerumus ke dalam jurang yang tidak ada dasarnya.



Disalin oleh: Chen Mei Ing
yinnihuaren.blogspot.com

Tidak ada komentar: