Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa
Yo dhammaṁ desesi ādikalyāṇaṁ, majjhekalyāṇaṁ, pariyosānakalyānaṁ,satthaṁ sabyañjaṇaṁ kevalaparipuṇṇaṁ parisuddhaṁ brahmacariyaṁ pakasesi’ti.
Beliau telah mengajarkan Dhamma yang indah pada permulaan,indah pada pertengahan dan indah pada akhirnya,yang menerangkan kehidupan suci dengan arti yang mendalam,lengkap dan tepat tentang kesucian yang tiada bandingnya.
Yo dhammaṁ desesi ādikalyāṇaṁ, majjhekalyāṇaṁ, pariyosānakalyānaṁ,satthaṁ sabyañjaṇaṁ kevalaparipuṇṇaṁ parisuddhaṁ brahmacariyaṁ pakasesi’ti.
Beliau telah mengajarkan Dhamma yang indah pada permulaan,indah pada pertengahan dan indah pada akhirnya,yang menerangkan kehidupan suci dengan arti yang mendalam,lengkap dan tepat tentang kesucian yang tiada bandingnya.
Banyak penganut agama Buddha yang tidak menyadari ajaran-ajaran agung guru Buddha. Menjadi umat Buddha bukan harus bisa membaca paritta dalam bahasa Pali yang mungkin sukar untuk dibaca pertama kali. Bukan pula harus mempunyai altar dengan patung Buddha yang indah di rumah. Meskipun sudah tentu, membaca paritta dan mempunyai altar itu adalah suatu hal yang amat membantu dan sangat baik. Bila seseorang ingin mengikuti Dhamma Buddha dengan benar dan ingin disebut sebagai umat Buddha yang baik, maka ia harus mempelajari kehidupan dan ajaran-ajaran Sang Buddha.
Semua kesulitan dalam hidup ini akan mudah dipecahkan bila kita mempelajari agama Buddha. Pendekatan Sang Buddha mengenai masalah-masalah hidup ini begitu nyata dan ilmiah, sehingga mudah dimengerti.
Sang Buddha tidak menyimpan pengetahuannya untuk dirinya sendiri dan juga tidak menyuruh para pengikutnya untuk mendengarkan ajarannya saja. Beliau juga tidak menjanjikan akan membawa siapa pun ke surga dengan mudah. Seseorang hanya dapat menjadi penghuni surga atau menghindari neraka hanya melalui perbuatannya sendiri. Orang lain hanya dapat menolong dengan menunjukkan jalan untuk diikuti.
Oleh sebab itu Beliau menasehati para pengikutnya untuk mengikuti ajaran-ajaran dan teladan-teladan hidupNya secara murni. Beliau membuktikan pada mereka bahwa apa yang Beliau khotbahkan adalah benar, karena pada akhirnya mereka sendirilah yang akan dapat menikmati hasil dari perbuatan baik mereka. Kenyataan ini yang kemudian dibuktikan ternyata membawa dampak yang baik untuk waktu sekarang dan yang akan datang.
Di dalam Aṅguttara Nikāya V. 194, brahmana Karanapali bertanya kepada brahmana Pinggiyani: Apakah yang membuat Pinggiyani memiliki keyakinan yang sangat besar terhadap Sang Buddha dan AjaranNya? Kemudian brahmana Pinggiyani menjelaskannya dengan perumpamaan sebagai berikut:
1. Sebagaimana orang yang telah memperoleh kepuasan di dalam citarasa pilihan yang terbaik tidak akan merindukan citarasa lain yang lebih rendah; begitu juga sahabat, orang tidak akan lagi memiliki kesukaan pada ajaran dari petapa dan brahmana lainnya setelah dia mendengarkan Dhamma Guru Gotama-tak peduli apakah itu khotbah, prosa, campuran, penjelasan atau pengalaman yang luar biasa.
2. Sebagaimana orang yang lemah karena kelaparan menemukan kue madu, di bagian manapun dia makan, dia akan menikmati citarasa yang manis dan enak; begitu juga sahabat, apapun yang didengar dari Dhamma Guru Gotama-tak peduli apakah itu khotbah, prosa, campuran, penjelasan atau pengalaman yang luar biasa, orang akan memperoleh kepuasan dan keyakinan di dalam hatinya.
3. Sebagaimana orang yang menemukan sepotong cendana merah atau kuning, di bagian manapun dia membau-tak peduli apakah di atas, di tengah atau di bawah-dia akan menikmati bau yang harum; begitu juga sahabat, apapun yang didengar dari Dhamma Guru Gotama-tak peduli apakah itu khotbah, prosa, campuran, penjelasan atau pengalaman yang luar biasa-orang akan memperoleh kebahagiaan dan sukacita darinya.
4. Sebagaimana seorang dokter ahli yang bisa segera menyembuhkan pasien yang kesakitan/sakit keras; begitu juga sahabat, apapun yang didengar dari Dhamma Guru Gotama-tak peduli apakah itu khotbah, prosa, campuran, penjelasan atau pengalaman yang luar biasa-semua kesedihan, ratap tangis, kesengsaraan, keputusasaan dan penderitaannya akan lenyap.
5. Sebagaimana ada kolam yang indah dengan tepian yang menyenangkan, airnya jernih, sejuk dan bening, lalu ada orang yang kelelahan karena panas, kehabisan tenaga dan merasa kehausan. Dia kemudian masuk ke dalam kolam itu, mandi dan minum, sehingga semua penderitaan, kelelahan dan kepanasannya lenyap; begitu juga sahabat, apapun yang didengar dari Dhamma Guru Gotama-tak peduli apakah itu khotbah, prosa, campuran, penjelasan atau pengalaman yang luar biasa-semua penderitaan, kelelahan dan kepanasan yang membakar itu akan lenyap.
Dari penjelasan tersebut di atas kita dapat merasakan betapa indahnya Dhamma Sang Buddha. Kalau kita ditanya, "Apakah yang membuat anda bangga menjadi umat Buddha?" Apakah karena viharanya yang besar? Apakah karena puja baktinya yang menarik? Apakah karena kitab sucinya paling banyak? Tentu bukan itu. Kita bangga menjadi umat Buddha karena dengan mempraktikkan Dhamma sehingga ada perubahan cara berpikir ke arah yang benar, sikap memandang kehidupan ini dengan benar, dan perubahan perilaku ke arah yang baik dan benar.
Marilah kita memperkuat keyakinan kita terhadap Buddha Dhamma, siap menghadapi kenyataan, punyailah modal di dalam batin yang lebih kuat, tegar menghadapi apapun. Karena apapun yang ada atau yang terjadi, adalah tidak kekal.
Marilah kita memperkuat keyakinan kita terhadap Buddha Dhamma, siap menghadapi kenyataan, punyailah modal di dalam batin yang lebih kuat, tegar menghadapi apapun. Karena apapun yang ada atau yang terjadi, adalah tidak kekal.
Bhikkhu Thitaviriyo (17 April 2011)
www.dhammacakka.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar