Senin, 23 Juli 2012

Sujata

(Dan Khotbah Tentang 7 Tipe Istri)



Sujata berasal dari keluarga kaya, dan menikah dengn putra Anathapindika. Dia bersikap sombong, tidak mau menghormati orang lain dan tidak mau mendengra instruksi-instruksi dari suaminya dan orangtuanya. Konsekuensinya, pertentangan terjadi di keluarga itu tiap hari. Suatu ketika Sang Buddha mengunjungi rumah Anathanpindika. Beliau mendengar keributan yag tidak biasanya terjadi di dalam rumah itu, dan menanyakan apa yang terjadi. Anathapindika menjawab, "Yang Mulia, itu adalah Sujata, menantu saya. Dia tidak mau mendengar kepada mertua perempuannya, mertua laki-lakinya dan suaminya. Dia bahkan tidak menghormati dan menemui Sang Bhagava."

Sang Buddha lalu memanggil Sujata untuk datang kehadapan Beliau, dan berkata dengan lembut, "Sujata, terdapat 7 tipe istri yang mungkin dimiliki oleh seseorang laki-laki. Tipe yang manakah engkau?" "Apakah ketujuh tipe istri itu, Yang Mulia?" tanya Sujata.

"Sujata, terdapat istri yang buruk dan tidak diinginkan. yaitu seorang istri yang menyusahkan. Dia jahat, bertemperamen buruk, tak punya rasa kasihan, dan tidak setia kepada suaminya". "Terdapat istri yang seperti seorang pencuri. Dia menghabiskan uang yang dicari oleh suaminya". "Terdapat istri yang seperti bos. Dia malas, dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Dia kejam dan tidak punya rasa belas kasihan, selalu memarahi suaminya adn bergosip". "Sujata, terdapat pula istri yang baik dan terpuji. Yaitu istri yang seperti seorang ibu. Dia baik dan punya belas kasihan, serta memperlakukan suaminya seperti putranya, dan berhati-hati dalam menggunakan uang suaminya". "Terdapat pula istri yang seperti seorang adik. Dia hormat kepada suaminya sama seperti seorang adik perempuan terhadap kakak laki-lakinya. Dia rendah hati dan patuh kepada keinginan-keinginan suaminya." "Terdapat istri yang seperti seorang sahabat. Dia bergembira saat melihat suaminya, sama seperti seorang sahabat yang telah lama tidak berjumpa. Dia memiliki kelahiran yang mulia, bermoral dan setia". "Terdapat istri yang seperti seorang pelayan. Dia berlaku sebagai seorang istri yang penuh pengertian tatkala kekurangan atau kesalahan-kesalahannya ditunjukkan. Dia tetap tenang dan tidak menunjukkan kemarahan sedikit pun meski suaminya mengucapkan kata-kata yang kasar. Dia patuh kepada keinginan-keinginan suaminya".

Sang Buddha lalu bertanya, "Sujata, tipe istri yang manakah engkau atau engkaih ingin menjadi tipe yang mana?" . Dia mengubah sikap lakunya dan menjadi pembantu suaminya, dan bersama-sama mereka berjuang mencapai pencerahan.

Tidak ada komentar: