Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa
Banyak orang yang mengeluh ketika menemukan kesulitan-kesulitan dalam hidup. Terlebih lagi apabila yang dialaminya datang bertubi-tubi. Hal tersebut akan me-nyebabkan seseorang jatuh semakin dalam, jika dia tidak bisa melihatnya sebagai suatu kewajaran dan tidak dapat menerima kenyataan itu. Oleh karena itu, sebagai umat Buddha kita semestinya sering-sering me-renungkan lima hal sebagai perenungan dalam hidup kita.
Lima perenungan yang se-harusnya direnungkan setiap saat, yaitu:
· Aku wajar mengalami usia tua, aku takkan mampu menghindari usia tua.
· Aku wajar menyandang penyakit, aku takkan mampu menghindari penyakit.
· Aku wajar mengalami kematian, aku takkan mampu menghindari kematian.
· Segala milikku yang kucintai dan kusenangi wajar berubah, wajar terpisah dariku.
· Aku adalah pemilik perbuatanku sendiri, terwarisi oleh perbuatan-ku sendiri, lahir dari perbuatanku sendiri, berkerabat dengan per-buatanku sendiri, tergantung pada perbuatanku sendiri, perbuatan apapun yang akan kulakukan, baik ataupun buruk, perbuatan itulah yang akan kuwarisi.
· Aku wajar mengalami usia tua, aku takkan mampu menghindari usia tua.
· Aku wajar menyandang penyakit, aku takkan mampu menghindari penyakit.
· Aku wajar mengalami kematian, aku takkan mampu menghindari kematian.
· Segala milikku yang kucintai dan kusenangi wajar berubah, wajar terpisah dariku.
· Aku adalah pemilik perbuatanku sendiri, terwarisi oleh perbuatan-ku sendiri, lahir dari perbuatanku sendiri, berkerabat dengan per-buatanku sendiri, tergantung pada perbuatanku sendiri, perbuatan apapun yang akan kulakukan, baik ataupun buruk, perbuatan itulah yang akan kuwarisi.
Kelima hal inilah yang hendaknya kita renungkan. Dengan sering merenungkan hal-hal ter-sebut, maka kita akan menyadari bahwa ternyata kita ini terus berproses, selalu mengalami perubahan. Dan kita bisa melihat itu semua sebagai suatu kewajaran. Karena kita bisa menyadari hal ini, maka kita tidak lagi menjadi sombong dan tidak lagi terlalu melekat terhadap kehidupan kita.
Selain itu kita juga akan bersikap hati-hati terhadap setiap perbuatan yang akan dilakukan, karena apapun yang dilakukan kita memiliki tanggung jawab terhadap setiap perbuatan yang kita lakukan itu. Oleh karena sebab itu, maka tidak semestinya kita mengeluhkan kehidupan kita yang kurang baik. Semakin kita mengeluh, semakin kita mengkondisikan kamma buruk terus bermunculan. Sebaliknya kita semestinya melihat hal itu sebagai kewajaran.
Kamma buruk berbuah itu wajar, tetapi tidak cukup kalau kita hanya berdiam diri saja. Kalau kita ingin hidup bisa berubah menjadi lebih baik, maka kita harus berusaha mengangkat diri kita sendiri, yaitu dengan melakukan perbuatan-per-buatan yang baik. Apabila mau ber-usaha siapapun pasti bisa berubah menjadi lebih baik lagi.
Kehidupan yang kita jalani saat ini tidak semua selalu ber-gantung pada kamma lampau saja, tetapi apa yang dilakukan saat sekarang ini juga memberikan suatu pengaruh yang besar. Dalam Aṅguttara Nikāya kelompok empat, ada empat macam orang. Orang yang dari gelap menuju gelap; Orang yang dari gelap menuju terang; Orang yang dari terang menuju gelap; Orang yang dari terang menuju terang.
Artinya disini, orang yang miskin bisa menjadi semakin miskin tetapi juga bisa menjadi kaya, sebaliknya orang yang kaya bisa jatuh miskin tetapi juga bisa men-jadi semakin kaya. Semua ini tergantung dari apa yang dikerjakan-nya saat sekarang ini. Walaupun bermula dari tingkatan yang paling dasar akan tetapi jika kita mau berusaha dan terus berusaha maka suatu saat kita bisa berada di atas.
Jadi sudah sewajarnya segala sesuatu mengalami perubahan, tetapi itu semua kembali kepada diri kita masing-masing. Apakah kita ingin berubah menjadi lebih baik ataukah kita ingin menjadi lebih buruk? Anda yang menjalani, anda yang melakukannya, maka anda pulalah yang harus bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah anda perbuat.
Oleh: Bhikkhu Gunakaro (01 Mei 2011)
Dhammacakka Online - website resmi Vihara Jakarta Dhammacakka JayaKamma buruk berbuah itu wajar, tetapi tidak cukup kalau kita hanya berdiam diri saja. Kalau kita ingin hidup bisa berubah menjadi lebih baik, maka kita harus berusaha mengangkat diri kita sendiri, yaitu dengan melakukan perbuatan-per-buatan yang baik. Apabila mau ber-usaha siapapun pasti bisa berubah menjadi lebih baik lagi.
Kehidupan yang kita jalani saat ini tidak semua selalu ber-gantung pada kamma lampau saja, tetapi apa yang dilakukan saat sekarang ini juga memberikan suatu pengaruh yang besar. Dalam Aṅguttara Nikāya kelompok empat, ada empat macam orang. Orang yang dari gelap menuju gelap; Orang yang dari gelap menuju terang; Orang yang dari terang menuju gelap; Orang yang dari terang menuju terang.
Artinya disini, orang yang miskin bisa menjadi semakin miskin tetapi juga bisa menjadi kaya, sebaliknya orang yang kaya bisa jatuh miskin tetapi juga bisa men-jadi semakin kaya. Semua ini tergantung dari apa yang dikerjakan-nya saat sekarang ini. Walaupun bermula dari tingkatan yang paling dasar akan tetapi jika kita mau berusaha dan terus berusaha maka suatu saat kita bisa berada di atas.
Jadi sudah sewajarnya segala sesuatu mengalami perubahan, tetapi itu semua kembali kepada diri kita masing-masing. Apakah kita ingin berubah menjadi lebih baik ataukah kita ingin menjadi lebih buruk? Anda yang menjalani, anda yang melakukannya, maka anda pulalah yang harus bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah anda perbuat.
Oleh: Bhikkhu Gunakaro (01 Mei 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar