Teacher
Guru
125
You are
your own teacher. Looking for teachers can’t solve your own doubts. Investigate
yourself to find the truth - inside, not outside. Knowing yourself is most
important.
Anda adalah guru bagi diri Anda
sendiri.
Mencari guru tidak akan menyelesaikan keraguan Anda sendiri.
Periksalah
diri Anda untuk menemukan kebenaran- di dalam,
bukan di luar. Mengenali diri Anda
adalah sangat penting.
126
One of my
teachers ate very fast. He made noises as he ate. Yet he told us to eat slowly
and mindfully. I used to watch him and get very upset. I suffered, but he
didn’t! I watched the outside. Later I learned that some people drive very fast
but carefully; others drive slowly and have many accidents. Don’t cling to
rules, to outer form. If you watch others at most ten percent of the time and
watch yourself ninety percent of the time, you practice is okay.
Salah seorang guru saya makan dengan
cepat. Dia bersuara saat makan.
Lalu ia berkata kepada kami agar makan dengan pelan
dan penuh perhatian. Saya selalu melihatnya dengan perasaan kesal. Saya
menderita dan ia tidak!
Saya melihat keluar. Selanjutnya saya belajar bahwa beberapa orang
berkendaraan sangat cepat tapi hati-hati; lainnya berkendaraan dengan lambat dan
mengalami banyak kecelakaan. Jangan berpegang pada peraturan, pada kulit luarnya.
Bila Anda melihat yang lainnya sekitar sepuluh persen dari waktumu dan melihat diri
Anda sendiri sembilanpuluh persen dari waktumu, latihan Anda telah baik.
127
Disciples
are hard to teach. Some know but don’t bother to practice. Some don’t know and
don’t try to find out. I don’t know what to do with them. Why is it that humans
have minds like this? Being ignorant is not good, but even if I tell them, they
still don’t listen. People are so full of doubts in their practice. They always
doubt. They want to go to Nibbana but they don’t want to walk the path. It’s
baffling. When I tell them to meditate, they’re afraid, and if not afraid, then
just plain sleepy. Mostly they like to do the things I don’t teach. This is the
pain of being a teacher.
Para siswa sulit untuk diajar.
Beberapa orang mengetahui, tapi tidak berusaha untuk berlatih. Beberapa orang tidak tahu
dan tidak berusaha mencari tahu. Saya tidak tahu harus berbuat apa pada mereka.
Mengapa manusia memiliki pikiran seperti itu. Tidak baik menjadi orang yang tidak
peduli. Walau saya memberitahunya, mereka tetap tidak mendengarkan. Manusia sungguh penuh
dengan keraguan dalam latihannya. Mereka selalu ragu. Mereka ingin mencapai
Nibbana tetapi tidak mau mengikuti Sang Jalan. Ini membingungkan. Ketika saya menyuruh
mereka meditasi, mereka takut, dan bila tidak takut, mereka hanya mengantuk.
Sebenarnya mereka suka melakukan hal yang tidak saya ajarkan. Inilah penderitaan
menjadi guru.
128
If we
could see the truth of the Buddha’s teaching so easily, we wouldn’t need so
many teachers. When we understand the teachings, we just do hat is required of
us. But what makes people so difficult to teach is that they don’t accept the
teachings and argue with the teacher and the teachings. In front of the teacher
they behave a little better, but behind his back they become thieves! People
are really difficult to teach.
Bila kita dapat melihat kebenaran
dari ajaran Sang Buddha secara mudah, kita tidak memerlukan banyak guru. Ketika kita
mengerti ajaran-Nya, kita hanya melakukan apa yang diminta untuk dilakukan. Namun
apa yang membuat orang menjadi kesulitan untuk belajar adalah bahwa mereka
tidak menerima ajaran dan berdebat dengan guru dan ajarannya. Di depan guru, mereka
bersikap sedikit lebih baik; tetapi di belakang guru, mereka menjadi maling.
Orang-orang sangat sulit untuk diajar.
129
I don’t
teach my disciples to live and practice heedlessly. But that’s what they do
when I’m not around. When the policeman is around, the thieves behave
themselves. When he asks if there are any thieves around, of course they all
say there aren’t; that they’ve never seen any. But as soon as the policeman is
gone, they’re all at it again. It was like that even in the Buddha’s time. So
just watch yourself and don’t be concerned with what others do.
Saya tidak mengajar murid-murid saya
untuk hidup dan latihan tanpa perhatian. Tetapi itulah yang dilakukan saat saya
tidak ada. Ketika polisi ada, maling bertingkah baik. Ketika polisi bertanya apakah ada
maling, tentu saja mereka semua berkata tidak ada dan mereka tidak pernah melihatnya.
Tetapi begitu polisi berlalu, mereka bertingkah lagi. Hal itu juga terjadi di zaman
Sang Buddha. Jadi, lihatlah diri Anda sendiri dan jangan peduli dengan tingkah laku
yang dilakukan orang.
130
True
teacher speak only of the difficult practice of giving up or getting rid of the
self. Whatever may happen, do not abandon the teacher. Let him guide you,
because it is easy to forget the Path.
Guru yang sesungguhnya hanya
berbicara mengenai latihan yang sulit untuk
meninggalkan atau melepaskan
ke-aku-an. Apapun yang terjadi, jangan meninggalkan guru. Biarkan guru membimbing Anda,
karena mudah untuk melupakan Sang Jalan.
131
Your
doubts about your teacher can help you. Take from your teacher what is good,
and be aware of your own practice. Wisdom is for you to watch and develop.
Keraguan tentang guru Anda dapat
membantu Anda. Ambillah dari guru Anda apa yang baik dan waspadalah pada latihan
sendiri. Kebijaksanaan itu untuk Anda perhatikan dan kembangkan.
132
Don’t
just believe in the teacher because he says a fruit is sweet and delicious.
Taste it for yourself and then all the doubting will be over.
Jangan percaya pada guru karena dia
mengatakan buah itu manis dan lezat. Cicipi sendiri dan semua keraguan akan
sirna.
133
Teachers
are those who point out the direction of the Path. After listening to the
teacher, whether or not we walk the Path by practicing ourselves, and thereby
reap the fruits of practice, is strictly up to each one of us.
Guru adalah mereka yang menunjukkan
arah Sang Jalan. Setelah mendengarkan guru, apakah kita berjalan atau tidak pada
jalan tersebut dengan melakukan latihan sendiri dan mendapat buah dari berlatih,
adalah tergantung kita masing-masing.
134
Sometimes
teaching is hard work. A teacher is like a garbage can that people throw their
frustrations and problems into. The more people you teach, the bigger the
garbage disposal problems. But teaching is a wonderful way to practice Dhamma.
Those who teach grow in patience and in understanding.
Kadang-kadang, mengajar merupakan
pekerjaan yang sulit. Seorang guru seperti tempat sampah, semua orang membuang
frustasi dan masalahnya. Semakin banyak orang yang Anda ajar, semakin besar kapasitas
tempat sampah masalah. Tetapi mengajar adalah cara yang menakjubkan untuk berlatih
Dhamma. Mereka yang mengajar berkembang dalam kesabaran dan pengertian.
135
A teacher
cannot really clear up our difficulties. He is just a source to investigate the
Path. He can’t make it clear. Actually what he says is not worth listening to.
The Buddha never praised believing in others. We must believe ourselves. This
is difficult, yes, but that’s really how it is. We look outside but never
really see. We have to decide to really practice. Doubts don’t disappear by
asking others, but through our own unending practice.
Seorang guru tidak akan benar-benar
menyelesaikan seluruh kesulitan kita. Dia
hanyalah sumber untuk menyelidiki
Sang Jalan. Dia tidak dapat membuat masalah jadi jelas. Sebenarnya apa yang
dikatakannya tidak layak untuk didengar. Sang Buddha tidak pernah mempercayai orang lain.
Kita harus mempercayai diri sendiri. Hal ini sulit,ya, tetapi inilah yang seharusnya.
Kita melihat keluar tetapi tidak pernah benar-benar memandang. Kita harus memilih untuk
benar-benar berlatih. Keraguan tidak hilang dengan bertanya pada orang lain,
tetapi melalui latihan terus-menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar