Praktek komtemplasi
utama adalah penyelidikan.Bagaimana kita melakukannya dan bagaimana hal itu
bekerja ? Penyelidikan adalah apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan
kualitas hidup kita,mendapatkan kearifan yang lebih mendalam,lebih banyak
kedamaian,dan kebahagiaan.
Salah satu komentar
yang saya dengar di Adelaide dalam suatu ceramah mengenai terorisme adalah :
mungkin terlalu banyak agama di pimpin oleh cendekiawan ketimbang
pertapa.Sebab,banyak cendekiawan hanya
membaca buku,dan seperti yang sering saya katakan,kadang kita bisa salah
menyalahpahami isi buku itu,atau mengelirutahukan antara wadah dan isi.
Buku adalah wadah.Di
dalamnya terdapat pesan,namun kadang anda harus membuka dan menguak kiasan di
dalamnya agar dapat menemukan maknanya.Ketika kita memahami perbedaan antara
wadah dan isi,barulah kita bisa memanfaatkan buku itu,dan kita memanfaatkannya
bukan sebagai tanda kewenangan atau otoritas kebenaran,namun hanya sebagai
palang penunjuk arah.
Ada ungkapan yang
sangat terkenal dalam Zen mengenai jari yang menunjuk ke bulan.Seseorang
berkata dan berpikir bahwa jari adalah bulan,padahal jari hanyalah penunjuk
bulan,dan bulan adalah apa yang di tunjuk oleh jari.Jari melambangkan kitap
suci dan bulan melambangkan kebenaran.
Palang penunjuk arah
ada di sana untuk kita lihat,selidiki,renungi,tapi penunjuk arah bukanlah
kebenaran itu sendiri.Ketika kita memahami perbedaan antara palang penunjuk dan
tempat tujuan,peta dan wilayah,menu dan hidangan,wadah dan isi,jari dan
rembulan,maka kita akan menjadi lebih bijaksana,lebih damai,dan lebih toleran.
Seseorang
bertanya,seperti yang sering kita tanyakan,bagaimana kita tahu apa yang benar
dan apa yang salah ?Ucapan Buddha dalam hal ini adalah: “Engkau bisa mengetahui
kebenaran dari apa yang di lakukannya,membawa ke mana,dan pengaruhnya,sebab
kebenaran pastilah sesuatu yang menciptakan
kedamaian,keselarasan,kebebasan,yang menyelesaikan masalah ketimbang membuat
lebih banyak masalah.” Jadi,jika anda memilih filosofi hidup atau dogma atau
gagasan apapun yang menyebabkan lebih banyak kericuhan,pertikaian,duka,maka
anda tahu bahwa itu tidaklah mungkin kebenaran.Hal ini seharusnya terlihat
nyata bagi kita semua.
Jadi,bagaimana kita
bisa menemukan kebenaran itu…? Yang membawa kedamaian,tanpa tikai,keharmonisan,kebebasan,kebahagiaan
sejati.Kita tidak mendapatkannya dengan mempelajari buku-buku,tidak dengan
mendengarkan ceramah Ajahn Brahm,namun mengunakan apa yang
dikatakan,merenungi,memahami secara mendalam,dan menemukan maknanya.Kadang saya
kaget juga bahwasanya setelah saya mengajar di sini selama bertahun-tahun,masih
saja orang-orang yang sama datang minggu demi minggu.
Bayangkan jika saya
adalah seorang guru sekolah dan orang-orang yang terus datang ke kelas saya
tahun demi tahun,kapan mereka akan pernah lulus ? Jadi saya sering mengatakan
bahwa tugas saya ,tujuan saya,adalah membuat kalian semua tidak perlu datang
lagi.Ketika saya mengajar ke balairung kosong,saat itu saya baru mengatakan
bahwa pekerjaan saya selesai,semua orang tidak perlu mendengarkan ajaran
lagi.Namun,untuk benar-benar memahami kebenaran memang memerlukan waktu tidak sebentar.Caranya
adalah melalui pengamatan.
Banyak orang salah
menyangka bahwa pengamatan itu sama dengan berpikir.Kepada yang suka berpikir
berat,anda tahu di Barat ada patung
karya Rodin yang di sebut The Thinker (Pemikir).Ini mestinya salah satu karya
seni terbaik dan bisa anda lihat di banyak buku.Banyak yang tahu bahwa Rodin
adalah pria malang ini sendiri,dengan tangan di dagunya,dengan siku di
pahanya,berpikir begitu keras,hingga kepalanya menjadi begitu berat sampai
harus ditopang tangannya.Begitulah wajah kita ketika berpikir keras.
Seperti kepala kita
yang menjadi benar-benar berat,anda tidak bisa mencapai kebenaran hanya dengan
berpikir,berpikir,dan berpikir.Yang akan anda dapat hanyalah pusing,pusing,dan
pusing,dan anda tidak akan sampai kemana-mana.Banyak yang pernah mencoba hal
ini,mencoba berpikir keras untuk menembusi masalah.alih-alih
berpikir,gunakanlah metode pengamatan.
Sebelum kita bisa
sampai ke pengamatan,kita harus memiliki kedamaian batin yang cukup,keheningan
yang memadai untuk bisa menampung batin yang gelisah dan tak mau diam,agar kita
bisa memusatkan perhatian dengan benar.
( AJAHN BRAHM )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar