Sungguh salah untuk terus-menerus memandang bahwa kita
jatuh dalam sankhara,atau bahwa kita berbahagia maupun tidak berbahagia.
Pola pandang seperti ini bukanlah pengetahuan yang penuh
dan jelas tentang sifat alami sesuatu.Kebenarannya adalah bahwa kita tidak bisa
memaksakan sesuatu untuk mengikuti keinginan kita.Semuanya mengikuti proses
alami.
Suatu bahan perbandingan yang sederhana adalah sebagai
berikut: Andaikata anda duduk di tengah-tengah suatu jalan layang yang penuh
dengan mobil dan truk yang melaju dengan kecepatan tinggi kearah anda.
Anda tidak bisa marah dan berteriak,”Jangan menyetir
disini ! Jangan mengemudi mobil disini
.!” Itu adalah jalan layang. Anda tidak bisa berkata begitu. Jadi, apa yang
bisa kita lakukan..? Anda meninggalkan jalan tersebut.
Jalan adalah tempat mobil melaju. Jika anda tidak
menginginkan mobil disana,anda akan menderita.
Sama halnya dengan sankhara. kita mengatakan itu
mengganggu kita,misalnya pada saat kita sedang duduk bermeditasi dan mendengar
suara-suara.
Kita berpikir,” Suara-suara itu mengganggu saya.”
Jika kita mengganggap bahwa suara-suara itu
mengganggu,kita akan menderita sebagai akibatnya.
Jika kita menyelidikinya lebih mendalam,kita akan tahu
bahwa kitalah yang mengganggu suara itu.
Suara adalah sesuatu yang berbunyi. Jika kita memahaminya sedemikian,tidak akan
ada lagi yang perlu di lakukan.
Kita cukup membiarkannya saja. Kita sadar bahwa suara dan
kita adalah dua hal yang terpisah. Inilah pengetahuan yang sebenarnya akan
kebenaran.
Anda memandang dari dua sisi sehingga anda mendapatkan
kedamaian. Jika anda hanya meninjau dari satu sisi, Anda hanya akan mendapatkan
penderitaan. Pada saat anda memandang dari dua sisi, Anda mengikuti Jalan
Tengah. Inilah cara melatih pikiran yang benar. Inilah yang kita sebut
mempertajam pemahaman.
Dengan cara yang sama, sifat dari semua sankhara adalah
tidak kekal dan akan mati, tetapi kita ingin merangkulnya.
Kita membawa dan mengidamkannya.
Kita menginginkannya menjadi sesuatu yang benar.
Kita hendak mencari kebenaran dalam sesuatu yang tidak
benar.
Apabila seseorang memandang dengan pola seperti ini dan melekat pada sankhara
sebagaimana pada dirinya, dia akan menderita.
Buddha mengajak kita untuk merenungkan hal ini.
~Ajahn Chah~
1 komentar:
Terimakasih Posting Yg Bagus, Singkat Namun Memberikan Pejelasan yg Tajam...Semoga Semua Makhluk Berbahagia...
Posting Komentar