Senin, 02 Januari 2012

Jalan Layang




Sungguh salah untuk terus-menerus memandang bahwa kita jatuh dalam sankhara,atau bahwa kita berbahagia maupun tidak berbahagia.
Pola pandang seperti ini bukanlah pengetahuan yang penuh dan jelas tentang sifat alami sesuatu.Kebenarannya adalah bahwa kita tidak bisa memaksakan sesuatu untuk mengikuti keinginan kita.Semuanya mengikuti proses alami.
Suatu bahan perbandingan yang sederhana adalah sebagai berikut: Andaikata anda duduk di tengah-tengah suatu jalan layang yang penuh dengan mobil dan truk yang melaju dengan kecepatan tinggi kearah anda.
Anda tidak bisa marah dan berteriak,”Jangan menyetir disini  ! Jangan mengemudi mobil disini .!” Itu adalah jalan layang. Anda tidak bisa berkata begitu. Jadi, apa yang bisa kita lakukan..? Anda meninggalkan jalan tersebut.
Jalan adalah tempat mobil melaju. Jika anda tidak menginginkan mobil disana,anda akan menderita.
Sama halnya dengan sankhara. kita mengatakan itu mengganggu kita,misalnya pada saat kita sedang duduk bermeditasi dan mendengar suara-suara.
Kita berpikir,” Suara-suara itu mengganggu saya.”
Jika kita mengganggap bahwa suara-suara itu mengganggu,kita akan menderita sebagai akibatnya.
Jika kita menyelidikinya lebih mendalam,kita akan tahu bahwa kitalah yang  mengganggu suara itu. Suara adalah sesuatu yang berbunyi. Jika kita memahaminya sedemikian,tidak akan ada lagi yang perlu di lakukan.
Kita cukup membiarkannya saja. Kita sadar bahwa suara dan kita adalah dua hal yang terpisah. Inilah pengetahuan yang sebenarnya akan kebenaran.
Anda memandang dari dua sisi sehingga anda mendapatkan kedamaian. Jika anda hanya meninjau dari satu sisi, Anda hanya akan mendapatkan penderitaan. Pada saat anda memandang dari dua sisi, Anda mengikuti Jalan Tengah. Inilah cara melatih pikiran yang benar. Inilah yang kita sebut mempertajam pemahaman.
Dengan cara yang sama, sifat dari semua sankhara adalah tidak kekal dan akan mati, tetapi kita ingin merangkulnya.
Kita membawa dan mengidamkannya.
Kita menginginkannya menjadi sesuatu yang benar.
Kita hendak mencari kebenaran dalam sesuatu yang tidak benar.
Apabila seseorang memandang  dengan pola seperti ini dan melekat pada sankhara sebagaimana pada dirinya, dia akan menderita.
Buddha mengajak kita untuk merenungkan hal ini.

~Ajahn Chah~

1 komentar:

ekapardana mengatakan...

Terimakasih Posting Yg Bagus, Singkat Namun Memberikan Pejelasan yg Tajam...Semoga Semua Makhluk Berbahagia...