Minggu, 29 Januari 2012

Non-Self (Tanpa Aku)



Non-Self
Tanpa Aku



93
A devout elderly lady from a nearby province came on a pilgrimage to Wat Pah Pong. She told Ajahn Chah she could stay only a short time, as she had to return to take care of her grandchildren, and since she was an old lady, she asked if he could please give her a brief Dhamma talk. Ajahn Chah replied with great force, "Hay, listen! There’s no one here, just this! No owner, no one to be old, to be young, to be good or bad, weak or strong. Just this, that’s all - just various elements of nature going their own way, all empty. No one born and no one to die! Those who speak of birth and death are speaking the language of ignorant children. In the language of the heart, of Dhamma, there are no such things as birth and death."

Seorang wanita tua yang beriman dari propinsi terdekat
datang berziarah ke Wat Pah Pong.
Dia berkata pada Ajahn Chah bahwa ia hanya singgah sebentar,
lalu ia harus segera kembali untuk menjaga cucunya,
dan karena dia seorang wanita tua,
ia meminta apakah ia dapat mendengarkan pesan Dhamma.
Ajahn Chah menjawab dengan desakan,
 “ Hai, dengarkan! Tak ada seorang pun di sini, hanya ini! Tidak ada pemilik,
tidak ada yang tua, muda, baik atau buruk, kuat atau lemah.
Hanya itu, itu saja –hanya berbagai unsur alami yang berjalan semestinya.
Semua kosong. Tidak ada yang lahir dan tidak ada yang meninggal!
Mereka yang membicarakan kelahiran dan kematian
adalah berbicara dengan bahasa anak yang bodoh.
Dalam bahasa hati, dari Dhamma,
tidak ada suatu seperti kelahiran dan kematian”.


94
The real foundation of the teaching is to see the self as being empty. But people come to study the Dhamma to increase their self-view, so they don’t want to experience suffering or difficulty. They want everything to be cozy. They may want to transcend suffering, but if there is still a self, how can they ever do so?

Dasar yang sebenarnya dalam ajaran (Buddha)
adalah untuk melihat diri sendiri layaknya sebagai makhluk tanpa inti.
Tetapi orang datang untuk belajar Dhamma
Agar dapat meningkatkan pandangan terhadap diri sendiri,
agar mereka tidak mengalami penderitaan atau kesulitan.
Mereka ingin segala sesuatunya menjadi menyenangkan.
Mereka mungkin ingin melepas penderitaan, tetapi bila masih terdapat Aku,
Bagaimana mereka dapat melakukannya?


95
It is so easy once you understand. It is so simple and direct. When pleasant things arise, understand that they are empty. When unpleasant things arise, see that they are not yours. They pass away. Don’t relate to them as being you, or see yourself as the owner of them. You think that papaya tree is yours, then why don’t you feel hurt when it is cut down? If you can understand this, then this is the correct path, the correct teaching of the Buddha, and the teaching that leads to liberation.

Adalah sangat mudah bila Anda mengerti.
Adalah sangat sederhana dan langsung.
Ketika sesuatu yang menyenangkan muncul, pahami bahwa itu hampa.
Ketika sesuatu yang tidak menyenangkan muncul,
lihatlah bahwa semua itu bukan milik Anda.
Keduanya akan berlalu.
Jangan hubungkan semuanya dengan dirimu atau
Memandang dirimu sebagai pemiliknya.
Anda berpikir bahwa pohon pepaya milikmu, tetapi
mengapa Anda tidak terluka saat pohon itu ditebang?
Bila Anda dapat mengerti ini,
inilah jalan yang benar,
ajaran benar dari Buddha,
ajaran yang membawa kebebasan.


96
People don’t study that which is beyond good and evil. This is what they should study. "I’m going to be like this; I’m going to be like that," they say. But they never say, "I’m not going to be anything because there really isn’t any ‘I’." This they don’t study.

Orang tidak belajar sesuatu di luar baik dan buruk.
Inilah yang seharusnya dipelajari.
“Saya akan menjadi ini,- Saya akan menjadi seperti itu,” kata mereka.
Tetapi mereka tidak pernah mengatakan
“Saya tidak akan menjadi apapun karena sebenarnya tidak ada
‘Saya’.” Hal ini yang tidak dipelajari.


97
Once you understand non-self, then the burden of life is gone. You’ll be at peace with the world. When we see beyond self, we no longer cling to happiness and we can truly be happy. Learn to let go without struggle, simply let go, to be just as you are - no holding on, no attachment, free.

Saat Anda mengerti tanpa-aku (anatta),
maka belenggu hidup akan sirna.
Anda akan damai dengan dunia ini.
Ketika kita melihat keluar diri sendiri, kita tidak lagi melekat
pada kebahagiaan dan kita akan benar-benar bahagia.
Belajar untuk melepaskan tanpa perjuangan, lepaskan dengan mudah.
Jadilah sesuai dengan diri anda sendiri- tanpa
memegang, tanpa melekat, bebas.


98
All bodies are composed of the four elements of earth, water, wind and fire. When they come together and form a body we say it’s a male, a female, giving it names, and so on, so that we can identify each other more easily. But actually there isn’t anyone there - only earth, water, wind and fire. Don’t get excited over it or infatuated by it. If you really look into it, you will not find anyone there.

Seluruh tubuh tersusun dari empat elemen yaitu tanah, air, angin, dan api.
Ketika semuanya bersatu dan membentuk tubuh,
kita mengatakan itu adalah pria, wanita, memberi nama, dan lain-lain,
agar kita mengenali satu sama lain dengan mudah.
Tetapi sebenarnya tidak ada satu pun di sana-
hanya tanah, air, angin, dan api.
Jangan terikat atau bernafsu.
Bila Anda benar-benar mencarinya,
Anda tidak akan menemukan apapun di sana.



Tidak ada komentar: