Non-Self
Tanpa Aku
93
A devout
elderly lady from a nearby province came on a pilgrimage to Wat Pah Pong. She
told Ajahn Chah she could stay only a short time, as she had to return to take
care of her grandchildren, and since she was an old lady, she asked if he could
please give her a brief Dhamma talk. Ajahn Chah replied with great force,
"Hay, listen! There’s no one here, just this! No owner, no one to be old,
to be young, to be good or bad, weak or strong. Just this, that’s all - just
various elements of nature going their own way, all empty. No one born and no
one to die! Those who speak of birth and death are speaking the language of
ignorant children. In the language of the heart, of Dhamma, there are no such
things as birth and death."
Seorang wanita tua yang beriman dari
propinsi terdekat
datang berziarah ke Wat Pah Pong.
Dia berkata pada Ajahn Chah bahwa ia
hanya singgah sebentar,
lalu ia harus segera kembali untuk
menjaga cucunya,
dan karena dia seorang wanita tua,
ia meminta apakah ia dapat
mendengarkan pesan Dhamma.
Ajahn Chah menjawab dengan desakan,
“ Hai, dengarkan! Tak ada seorang pun di sini,
hanya ini! Tidak ada pemilik,
tidak ada yang tua, muda, baik atau
buruk, kuat atau lemah.
Hanya itu, itu saja –hanya berbagai
unsur alami yang berjalan semestinya.
Semua kosong. Tidak ada yang lahir dan
tidak ada yang meninggal!
Mereka yang membicarakan kelahiran
dan kematian
adalah berbicara dengan bahasa anak
yang bodoh.
Dalam bahasa hati, dari Dhamma,
tidak ada suatu seperti kelahiran
dan kematian”.
94
The real
foundation of the teaching is to see the self as being empty. But people come
to study the Dhamma to increase their self-view, so they don’t want to
experience suffering or difficulty. They want everything to be cozy. They may
want to transcend suffering, but if there is still a self, how can they ever do
so?
Dasar yang sebenarnya dalam ajaran
(Buddha)
adalah untuk melihat diri sendiri layaknya
sebagai makhluk tanpa inti.
Tetapi orang datang untuk belajar
Dhamma
Agar dapat meningkatkan pandangan
terhadap diri sendiri,
agar mereka tidak mengalami penderitaan
atau kesulitan.
Mereka ingin segala sesuatunya
menjadi menyenangkan.
Mereka mungkin ingin melepas
penderitaan, tetapi bila masih terdapat Aku,
Bagaimana mereka dapat melakukannya?
95
It is so
easy once you understand. It is so simple and direct. When pleasant things
arise, understand that they are empty. When unpleasant things arise, see that
they are not yours. They pass away. Don’t relate to them as being you, or see
yourself as the owner of them. You think that papaya tree is yours, then why
don’t you feel hurt when it is cut down? If you can understand this, then this
is the correct path, the correct teaching of the Buddha, and the teaching that
leads to liberation.
Adalah sangat mudah bila Anda
mengerti.
Adalah sangat sederhana dan
langsung.
Ketika sesuatu yang menyenangkan
muncul, pahami bahwa itu hampa.
Ketika sesuatu yang tidak
menyenangkan muncul,
lihatlah bahwa semua itu bukan milik
Anda.
Keduanya akan berlalu.
Jangan hubungkan semuanya dengan
dirimu atau
Memandang dirimu sebagai pemiliknya.
Anda berpikir bahwa pohon pepaya
milikmu, tetapi
mengapa Anda tidak terluka saat
pohon itu ditebang?
Bila Anda dapat mengerti ini,
inilah jalan yang benar,
ajaran benar dari Buddha,
ajaran yang membawa kebebasan.
96
People
don’t study that which is beyond good and evil. This is what they should study.
"I’m going to be like this; I’m going to be like that," they say. But
they never say, "I’m not going to be anything because there really isn’t
any ‘I’." This they don’t study.
Orang tidak belajar sesuatu di luar
baik dan buruk.
Inilah yang seharusnya dipelajari.
“Saya akan menjadi ini,- Saya akan
menjadi seperti itu,” kata mereka.
Tetapi mereka tidak pernah
mengatakan
“Saya tidak akan menjadi apapun
karena sebenarnya tidak ada
‘Saya’.” Hal ini yang tidak
dipelajari.
97
Once you
understand non-self, then the burden of life is gone. You’ll be at peace with
the world. When we see beyond self, we no longer cling to happiness and we can
truly be happy. Learn to let go without struggle, simply let go, to be just as
you are - no holding on, no attachment, free.
Saat Anda mengerti tanpa-aku
(anatta),
maka belenggu hidup akan sirna.
Anda akan damai dengan dunia ini.
Ketika kita melihat keluar diri
sendiri, kita tidak lagi melekat
pada kebahagiaan dan kita akan
benar-benar bahagia.
Belajar untuk melepaskan tanpa perjuangan,
lepaskan dengan mudah.
Jadilah sesuai dengan diri anda
sendiri- tanpa
memegang, tanpa melekat, bebas.
98
All
bodies are composed of the four elements of earth, water, wind and fire. When
they come together and form a body we say it’s a male, a female, giving it
names, and so on, so that we can identify each other more easily. But actually
there isn’t anyone there - only earth, water, wind and fire. Don’t get excited
over it or infatuated by it. If you really look into it, you will not find
anyone there.
Seluruh tubuh tersusun dari empat
elemen yaitu tanah, air, angin, dan api.
Ketika semuanya bersatu dan
membentuk tubuh,
kita mengatakan itu adalah pria,
wanita, memberi nama, dan lain-lain,
agar kita mengenali satu sama lain dengan
mudah.
Tetapi sebenarnya tidak ada satu pun
di sana-
hanya tanah, air, angin, dan api.
Jangan terikat atau bernafsu.
Bila Anda benar-benar mencarinya,
Anda tidak akan menemukan apapun di
sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar