Oleh : Venerable Ajahn Chah
Karena frustrasi,
seorang bhikkhu Barat meminta ijin kepada Ajahn Chah untuk pergi. Latihan dan penyerahan-diri pada kehidupan
vihara sangat sulit baginya, dan bhikkhu
inipun mulai mencari-cari kesalahan yang ada di sekitarnya.
"Bhikkhu-bhikkhu lain berbicara terlalu banyak ...
Mengapa harus ber-chanting? ... Saya butuh waktu sendirian untuk bermeditasi.
... Bhikkhu yang lebih senior tidak
mengajarkan kepada pendatang baru dengan baik, demikian juga Anda";
demikian protesnya kepada Ajahn Chah
dalam nada putus-asa. "Bahkan Anda sendiri tidak tampak sudah mencapai pencerahan; Anda selalu
berubah - kadang Anda ketat, kadang Anda
kelihatan tidak peduli. Bagaimana saya tahu kalau Anda sudah mencapai pencerahan?"
Mendengar hal itu Ajahn Chah tertawa dalam hati.
Terhibur sekaligus jengkel kepada
bhikkhu muda ini. "Baguslah kalau saya tidak kelihatan telah
mencapai kesucian di matamu", katanya, "Sebab bila saya cocok dengan
model bagaimana seseorang yang telah
mencapai kesucian batin itu harus bertindak, kamu masih akan terikat untuk
mencari Buddha yang ada di luar dirimu. Beliau tak ada di luar sana, Beliau ada
di dalam hatimu".
Mendengar itu, bhikkhu itu disadarkan; ia bersujud
menghormat dan kembali ke pondok
meditasi untuk mencari Buddha yang sesungguhnya.
Sumber Buku : "Telaga Hutan Yang Hening"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar