Prolog :
Bagaimana menjadi umat Buddha yg baik? Apakah yg harus diperhatikan dan dilakukan? Pertanyaan yg sederhana dan sering ditanyakan oleh seseorang yang tertarik kepada Agama Buddha.
Jawaban :
Menjadi umat Buddha, syarat yang pertama sekali, bukan harus bisa membaca paritta dalam bahasa Pali, yang mungkin sukar untuk dibaca pertama kali. Bukan pula harus mempunyai altar dengan patung Buddha yang indah dirumah. Meskipun membaca paritta dan punya latar adalah suatu hal yg sangat baik. Yang pertama kali harus dilakukan adalah HARUS SIAP DAN BERANI MENGUBAH CARA BERFIKIR. Seorang umat Buddha akan ditandai dengan cara berfikir yang Buddhistis — cara berfikir Dhamma — adalah kita dihadapkan pada kenyataan yang ‘telanjang’ yang terus terang; kenyataan itu sering tidak cocok dengan selera kita. Namun dengan menghadapi kenyataan dengan APA ADANYA ini akan membuat kita menjadi dewasa dan bijaksana. Satu contoh, kalau kita mengidap penyakit, maka seorang umat Buddha harus mau mengakui bahwa diri kita sakit. Dhamma mengajak kita untuk melihat kenyataan hidup dengan apa adanya, dengan terus terang, TANPA SCREEN atau TABIR. Oleh karena itu, meskipun berat & pahit, kalau kita mau melihat kenyataan dan menerima kenyataan, maka kita akan berfikir secara dewasa dan sikap kita akan menjadi sikap yang bijaksana. Menutupi penyakit adalah sikap yang kekanak-kanakan; karena itu sikapnya, tindakannya, perbuatannya kemudian tidak akan bijaksana. Sehingga perbuatannya akan menghancurkan dirinya sendiri. Inilah gunanya beragama, terutama mengenal Dhamma. Kita ditantang, diminta kesanggupan kita — BUKAN hanya kesanggupan untuk menyumbang vihara. BUKAN! BUKAN pula kesanggupan untuk menghafal paritta. Tetapi kesanggupan untuk MENGUBAH CARA BERFIKIR dan kesanggupan untuk BERANI MELIHAT KENYATAAN SEBAGAIMANA ADANYA; sehingga sikap, tindakan & prilaku kita menjadi dewasa dan bijaksana. Agama Buddha tidak anti materi, tidak menginginkan saudara hidup melarat, cukup pakai cawat kulit kayu, makan nasi-garam, selesai. TIDAK PERNAH ada ajaran agama Buddha yg demikian. Tetapi yang diminta oleh agama Buddha adalah BAGAIMANA PANDANGAN SAUDARA DALAM MEMANDANG UANG & MATERI ITU. Kalau pandangan saudara dalam memandang uang & materi sama dengan sebelum saudara menjadi umat Buddha, maka saudara bukan umat Buddha. Karena umat Buddha ditandai cara berfikir yg sesuai Dhamma. Agama Buddha tidak menganggap uang, materi, kendaraan, rumah, tanah itu adalah jelek, kotor dan dosa.TIDAK SAMA SEKALI! Karena materi & uang adalah NETRAL. Sama seperti LISTRIK, bukan suatu yg penuh cinta kasih, tetapi juga bukan sesuatu yg kejam. Listrik bisa membakar rumah, membunuh manusia, tetapi bisa pula menerangi kita, membangkitkan mesin. Kalau saudara memandang uang, materi, rumah, mobil dan sebagainya itu bukan sebagai kekayaan atau sebagai milik melainkan sebagai alat untuk menyejahterakan keluarga, alat untuk melakukan kebaikan yang lebih banyak dalam kehidupan ini, maka itulah cara berfikir umat Buddha. Semua orang senang akan kesenangan, kebahagian — termasuk saya. Tetapi merupakan selera atau keinginan manusia kemudian untuk mengukuhi, menggenggam kesenangan dan kebahagiaan menjadi miliknya untuk selama-lamanya. Dan menurut kenyataan, hal itu adalah SESUATU YANG TIDAK MUNGKIN. Kalau saudara sudah siap mengubah cara berfikir bahwa memang segala sesuatu didunia ini adalah tidak kekal – kebahagiaan maupun kepuasan adalah tidak kekal, demikian juga dengan problem, kesulitan, kesedihan adalah tidak kekal. Maka saudara sudah harus siap menghadapi dunia ini dengan segala perubahannya. Adalah orang yang paling kecewa didunia ini yang menganggap segala sesuatu didunia ini adalah kekal atau abadi. Adalah orang yg paling tidak bahagia didunia ini yg mengukuhi segala sesuatu yang menyenangkan karena segala sesuatu itu adalah PERUBAHAN. Mengubah cara berfikir seperti ini amatlah membantu. Sikap memandang dunia ini atau menanggapi segala sesuatu dengan jelas, benar & sesuai dengan kenyataan adalah sesuatu yg amat membantu. Ini lebih berharga daripada saudara mempunya macam-2 benda pusaka. Pusaka yang bisa dimasukan kedalam pikiran itulah yg paling berharga. PUSAKA PENGERTIAN yg sesuai dengan kenyataan. Dan untuk itu saudara dituntut untuk siap mengubah sikap berfikir saudara semula. Sekali lagi, memang belajar melihat kenyataan dengan terus terang ini adalah berat. PAHIT! Karena tidak sesuai dengan selera atau kehendak kita. Selera kita menginginkan kenikmatan, kesenangan, kebahagiaan yg senantiasa dan terus menerus. Tetapi itu adalah tidak mungkin! Amat berat untuk menerima kenyataan kalau itu sudah berubah. Tetapi itulah kenyataan. Kalau saudara berani menghadapi kenyataan itu LUAR BIASA! Bagaimana agar menjadi BERANI ? Harus siap mengubah cara berfikir yg sesuai kenyataan. Sekarang jangan lagi menganggap segala sesuatu itu abadi, kekal — termasuk penderitaan, kesulitan, problem – karena semuanya tidak kekal. Sekarang jangan lagi menganggap bahwa hidup adalah untung2an, pemberian atau hadiah. Tetapi mulai sekarang harus menganggap bahwa HIDUP ADALAH PERJUANGAN. HIDUP INI ADALAH TIDAK KEKAL. Kita harus melihat kenyataan itu, sehingga kita tidak diputar-putar didalam perubahan yg tidak kita kehendaki. Kita harus menjadi dewasa sehingga kita menjadi bijaksana. Tantangan bagi kita adalah BAGAIMANA KALAU KITA MENGHADAPI PERSOALAN atau PROBLEM. Karena lingkungan, kolega, pekerjaan, pasangan, anak-2 kita tidak akan selamanya cocok dengan selera atau kemauan kita. Suatu saat kalau lingkungan tempat kita bergantung sudah tidak bisa menyenangkan kita lagi, maka habislah kita. Saudara merasa kebahagiaan saudara dirampok. Kalau masih 1 atau 2 problem dan saudara masih punya kenikmatan dibidang lain, maka tidak ada persoalan. Tetapi kalau problem itu datang bertubi-tubi dan bersamaan, semua tempat saudara bergantung tidak dapat memuaskan saudara, habislah kebahagiaan saudara. Seperti digoreng habis-habisan. Mampukah saudara bertahan? Kalau saudara mempunyai simpanan didalam batin, saudara akan bisa bertahan. “Andaikata lingkungan sudah tidak bisa lagi sesuai dengan selera saya, saya masih mempunyai kesenangan dan kebahagian batin.” Dengan demikian saudara akan bertahan. Darimanakah kita bisa mendapatkan kebahagiaan batin? Yakni dari PENGETAHUAN MENGENAI HAKIKAT KEHIDUPAN INI SEBAGAIMANA ADANYA, dan melakukan kebaikan. Inilah gunanya melakukan kebaikan. Saya tidak bicara kalau berbuat baik, akibat karmanya begini-begitu tetapi kebajikan itu akan menjadi simpanan batin. Tidak terasa – seperti anda menabung di bank. Mungkin saudara berkata “Apa gunanya sih menabung, mengurangi jatah?” Tetapi nanti kalau saudara tiba pada keadaan yang sangat menyulitkan, saudara baru bisa merasakannya. Inilah keuntungannya orang menabung berbuat baik. Maka anjuran saya, permintaan saya, cobalah saudara menabung. Menabung didalam batin saudara. Untuk suatu saat kalau saudara jatuh alam kesulitan, saudara mampu tetap bertahan, punya daya tahan yg saudara bangun sendiri. Tidak ada orang yg menghadiahkan daya tahan, kesabaran, kekuatan dll. Semua itu harus ILATIH, DITUMBUHKAN & DIKEMBANGKAN didalam diri, oleh diri sendiri, sebagai kekayaan pribadi didalam. Inilah ajaran agama Buddha. Memang tidak simple atau Mudah. Ajaran agama Buddha itu tidak menawarkan 2 alternatif: PERCAYA ATAU TIDAK ! Agama Buddha tidak sesimpel itu. Tetapi saudara dituntun seperti orang yg buta, lalu diobati, dibimbing pelan-2, bagaimana untuk menghadapi kehidupan ini, supaya bisa berdiri diatas kaki sendiri. Sulit Memang! Hasil-2 besar yg ada didunia ini bukanlah suatu kebetulan. Orang-orang besar yg bisa menemukan penemuan besar — spritual atau material didunia ilmu — tidak ada yang kebetulan. Semua itu adalah PERJUANGAN. Kalau saya ditanya, “Bhante menjadi umat Buddha itu bangganya apa?” Apakah karena viharanya yg besar ? Kebaktiannya rapi ? BUKAN ! Saya bangga menjadi umat Buddha karena saya mempunyai wawasan yg luas. Saya tidak sekedar ditawarkan OK atau TIDAK. YES or NO. PERCAYA atau TIDAK. Bukan itu. Tetapi saya disodorkan PENGERTIAN. Kalau saya mengerti, saya akan percaya. Bukan dibalik “Kalau anda percaya, anda akan mengerti” Tidak demikian. Tetapi kalau anda MENGERTI, tidak usah diminta, anda akan PERCAYA. Mempunyai cara berfikir yg benar, sikap memandang kehidupan ini dengan benar, adalah syarat yg pertama menjadi seorang umat Buddha. Memang Berat! Tetapi itulah dunia ini sebagaimana adanya.
Penutup:
“Atana va sudantena, Natham Labari dullabham” artinya: “Setelah dapat mengendalikan diri sendiri dengan baik, seseorang akan memperoleh perlindungan yang sungguh amat sukar dicari.” Siapa yg bisa melindungi saudara, yg paling setia, yg tidak berkhianat, yg paling “save”/aman ? Yaitu PIKIRAN SAUDARA SENDIRI YANG SUDAH DILATIH. Karena itu dengan melatih diri sendiri, akan mendapat keuntungan yg sukar dicari yaitu pelindung yg setia. Marilah kita siap menghadapi kenyataan, punyailah modal didalam batin yg kuat, tegar menghadapi apapun. Karena apapun yg ada atau yang terjadi, adalah tidak kekal. (dikirim oleh Steve Hidajat, Sabbe satta bhavantu sukhitatta, Semoga semua mahluk bahagia,May all beings be well and happy.) This post was submitted by YM. Sri Pannavaro Mahathera, on November 5 2009. Sumber : http://indonesiamedia.com/2009/11/05/sikap-seorang-umat/ |
Jumat, 04 November 2011
Sikap Seorang Umat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar