Oleh : Venerable Ajahn Chah
Bagaimanapun
perasaan kita tentang keberadaan kita, bukanlah urusan kita untuk mencoba
mengubahnya dengan cara apapun. Sebaliknya, kita harus melihat dan
membiarkannya. Dimana ada penderitaan, di situ juga ada jalan keluar dari
penderitaan. Melihat yang lahir pasti mati dan menderita, Sang Buddha
mengetahui bahwa pasti ada yang melebihi kelahiran dan kematian, yang bebas
dari penderitaan.
Metode-metode
meditasi semuanya mempunyai andil untuk membantu mengembangkan perhatian murni
(sati). Tujuannya adalah menggunakan perhatian murni untuk melihat kesunyataan
yang ada. Dengan perhatian murni ini, kita mengamati semua keinginan, kesukaan
dan ketidaksukaan, kesenangan dan penderitaan yang timbul di dalam batin.
Menyadari bahwa mereka tidak kekal, tidak memuaskan, kosong dari inti/ diri,
kita melepaskan mereka. Dengan cara begini, kebijaksanaan menggantikan
kebodohan, pengetahuan menggantikan keragu-raguan.
Sedangkan
dengan memilih obyek meditasi, anda harus mengetahui sendiri mana yang sesuai
dengan karakter anda. Dimanapun anda memilih untuk menjadi sadar, itu akan
memberikan kebijaksanaan pada batin. Perhatian murni adalah mengetahui apa yang
ada disini, mengenali, menjadi sadar. Pemahaman yang jelas (sampajanna)
mengetahui keadaan yang sedang terjadi. Ketika Perhatian Murni dan Pemahaman
Jelas ini bekerja bersamaan, teman mereka, kebijaksanaan, selalu muncul untuk
membantu menyelesaikan tugas-tugas yang ada.
Perhatikanlah
batin, perhatikanlah proses dari pengalaman timbul dan tenggelam. Pada awalnya,
pergerakan itu konstan, segera setelah sesuatu lenyap/ tenggelam, yang lain
timbul, dan kelihatannya kita lebih sering melihat yang timbul daripada yang
lenyap. Sejalan dengan berlalunya waktu, kita akan melihat dengan lebih jelas,
mengerti bagaimana sesuatu itu timbul dengan cepat, sampai kita mencapai suatu
titik, dimana mereka timbul, hilang dan tidak timbul lagi.
Dengan
perhatian murni anda dapat melihat pemilik yang sebenarnya dari segala sesuatu.
Apakah anda berpikir bahwa ini adalah dunia anda, tubuh anda? Ini adalah
dunianya dunia, tubuhnya tubuh. Jika anda menyuruhnya jangan tua, apakah tubuh
anda menurut? Apakah perut anda minta izin dulu untuk sakit? Kita hanya menyewa
rumah ini, mengapa tidak mencari pemilik yang sesungguhnya?
Sumber
Buku : "Telaga Hutan Yang Hening"
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar