Jumat, 04 November 2011

Ovāda-Pāṭimokkha







Sabba-pāpassa akaraṇaṁ, (Janganlah berbuat kejahatan) 
Kusalassūpasampadā, (Perbanyaklah perbuatan baik)
Sacitta-pariyodapanaṁ: (Sucikan hati dan pikiran)
Etaṃ buddhāna-sāsanaṁ. (Inilah ajaran para Buddha)




Khantī paramaṃ tapo tītikkhā 
(Kesabaran adalah praktik bertapa yang paling tinggi)
Nibbānaṃ paramaṃ vadanti buddhā, 
(“ Nibbana adalah yang tertinggi,” begitulah sabda para Buddha)
Na hi pabbajito parūpaghātī 
(Dia yang masih menyakiti orang lain)
Samaṇo hoti paraṃ viheṭhayanto 
(Sesungguhnya bukanlah seorang pertapa (samana)).


Anūpavādo anūpaghāto (Tidak menghina, tidak menyakiti)
Pāṭimokkhe ca saṃvaro (Mengendalikan diri sesuai dengan peraturan)
Mattaññutā ca bhattasmiṃ (Makanlah secukupnya)
Pantañca sayan'āsanaṃ. (Hidup di tempat yang sunyi)
Adhicitte ca āyogo: (Dan giat mengembangkan batin dan luhur)
Etaṃ buddhāna-sāsananti. (Inilah ajaran para Buddha)



Janganlah berbuat kejahatan
Perbanyaklah perbuatan baik
Sucikan hati dan pikiran
Inilah ajaran para Buddha


Apa itu baik dan jahat?
Jahat itu dimana sesuatu yg menyebabkan kerusakan/kerugian terhadap diri kamu sendiri dan orang lain. Kata2 dan tingkah laku yg seperti itu adalah jahat/buruk. Sebaiknya dihindarkan.


Baik itu dimana sesuatu yg dapat membawakan kebahagiaan/kesenangan terhadap diri kamu sendiri dan orang lain.
Sucikan Hati dan Pikiran
Hal yg paling susah untuk dilakukan adalah untuk meng-kontrol pikiran kita sendiri. Maka dari itu, sering2 berkumpul dengan sesama umat Buddha di vihara seperti ini sangat bagus untuk membantu meng-kontrol pikiran kita dan dalam pengembangan rohani (spiritual development) kita. Begitu juga dengan meditasi.


Bagaimana batin dan pikiran kita bisa menjadi kotor/tidak suci (impure)?
Kita sebagai manusia, selalu mengambil, menerima dan melihat segala sesuatu itu melalui 5 indera kita. Gambar2 (image) ini bisa merusak pikiran kita.


Kalau kita melihat sesuatu yg kita suka, kita menjadi terikat (attachment) terhadap hal itu. Begitu juga dengan kalau kita melihat sesuatu yg kita tidak suka, kita akan merasa marah, takut, jengkel, kesal, cemburu dan benci; dari situ lah pikiran kita bisa menjadi kotor/tidak suci.


Untuk menyucikan pikiran kita, kita harus mempunyai bimbingan/petunjuk (guidance) untuk mengkontrol indera kita (sense guidance). Apa yg ada didalam, harus kita singkirkan. Kita bisa kontrol indera ini dengan ber-usaha keras melatih diri kita untuk selalu sadar (awareness), perhatian (mindfulness), cinta kasih (compassion), dan baik hati (kindness). Cinta kasih dan baik hati ini sangat kuat dan penting, dan mempunyai kekuatan penyembuhan yg paling tinggi.


Kesabaran adalah praktik bertapa yang paling tinggi
Dia yang masih menyakiti orang lain
Sesungguhnya bukanlah seorang pertapa (samana)



Khanti itu kesabaran, memaafkan. Kesabaran itu sangat susah untuk dilakukan dan dipraktekkan. Kita harus selalu berusaha untuk melatih kesabaran kita, akan tetapi kita sebagai umat biasa sangat mudah menjadi marah. Kita harus selalu penuh perhatian (mindful) untuk melatih kesabaran kita.

Kesabaran itu sangat penting. Sekali kita hilang kesabaran, kita akan melakukan hal-hal buruk, seperti membunuh, mencuri, berbohong, dsb.
Nibanna merupakan kebahagian tertinggi, dimana kita telah menghentikan semua kelahiran dan kematian.



Tidak menghina, tidak menyakiti
Mengendalikan diri sesuai dengan peraturan
Makanlah secukupnya
Hidup di tempat yang sunyi
Dan giat mengembangkan batin dan luhur
Inilah ajaran para Buddha


Anūpavādo = tidak menghina orang lain.
Semua orang suka di puji dan tidak suka di hina. Maka dari itu, jangan lah menyakiti atau menghina orang lain. Kita semua suka merasa aman dan tidak mau disakiti orang lain. Maka kita harus melatih cinta kasih (compassion) kepada semua makhluk hidup seperti tumbuhan dan binatang, bukan kepada hanya manusia saja. Dan jangan menghancuri/menyakiti/membunuh makhluk hidup apa saja.

Mengendalikan diri sesuai dengan peraturan
Berdasarkan ajaran Sang Buddha, kita sebagai umat awam mempunyai 5 sila, dan kadang2 8-10 sila. Untuk para Bhikkhu, mereka mempunyai 227 sila. Dan Bhikkhuni mempunyai 311 sila. Semua sila ini bertujuan untuk melatih dan kontrol kata2 dan tingkah laku kita. Sila merupakan langkah awal (stepping stone) dalam pengembangan batin kita.


Kalau tidak kontrol kata2 dan tingkah laku kita, bagaimana bisa menyucikan pikiran kita sendiri?


Ada cerita:
Ada seorang Bhikkhu muda yg baru saja menjadi Bhikkhu. Disaat dia tau bahwa ada 227 sila untuk para Bhikkhu dia pun mau lepas jubah karena tidak sanggup untuk memenuhi 227 sila tersebut. Sang Buddha kemudian bertanya kepada Bhikkhu tersebut mengapa dia mau lepas jubah dan keluar dari vihara tersebut. Bhikkhu muda ini pun menjelaskan bahwa dia tidak sanggup mengikuti semua 227 sila ini. Sang Buddha kemudian menjawab "Kalau begitu, bisa kah kamu kontrol kata2 dan tingkah laku mu?". Bhikkhu muda ini pun menjawab "Bisa". Sang Buddha membalas "Kalau begitu, lupakan 227 sila itu. Yg penting kamu bisa kontrol kata2 dan tingkah laku kamu saja".


Jadi, semua sila2 yg ada ini pada intinya adalah kita harus kontrol kata2 dan tingkah laku kita. Itulah yg penting.


Makanlah yg secukupnya
Kita harus makan secukupnya dan pakai apa yg diperlukan saja.
Mengapa di Amerika sering ada Garage Sale? Karena orang-orang selalu pergi shopping, beli barang yg mereka tidak perlukan. Sudah beli, bawa pulang rumah kemudian baru sadar bahwa sebenarnya dia tidak perlu barang itu. Jadi simpan di gudang. Lama2, gudang jadi penuh dgn tumpukan barang dan akhirnya di jual lagi lewat garage sale.


Makan yg secukupnya itu bagus, kita akan jadi sehat karena tidak makan terlalu banyak (bagus juga untuk orang yg lagi diet). Orang yg makan rakus itu dimana perut sudah kenyang, tapi pikirannya masih mau. Jadi dipaksa makan.


Ada cerita:
Ada seorang anak kecil suka datang ke vihara untuk makan, karena di vihara ini banyak sekali makanan yg enak-enak. Pada suatu hari dia makan banyak sekali sampai sangat kenyang, dan dia merasa sesak sekali perutnya karena penuh dg makanan. Ketua Bhikkhu di vihara itu pun bertanya kepada dia apa yg telah terjadi. Dia bilang "saya kenyang sekali karena makan banyak". Ketua Bhikkhu ini pun bilang "kalau begitu, masukkan 2 jari kedalam mulut kamu jadi bisa muntahkan sedikit makanan keluar biar kamu rasa lega". Si anak kecil ini membalas "kalau mulut saya bisa muat 2 jari lagi, mendingan saya masukkin pisang!"


Hidup di tempat yg sunyi
Pada umumnya, semua orang suka tinggal di tempat yg sunyi, tidak ribut. Makanya orang2 suka ke tempat2 yg relaxing. Sang Buddha pun menganjurkan para Bhikkhu untuk tinggal dan berlatih meditasi di tempat yg sunyi, seperti hutan.

Dan Giat mengembangkan batin dan luhur
Ini merupakan pengembangan batin (spiritual development).
Semua orang mempunyai potensial untuk mengembangkan batin dan pikirannya masing2 ke level yg paling tinggi, yaitu ke-Buddha-an. Level Buddha itu dimana batin kita tidak bisa digoyahkan dan selalu stabil. Kita tidak akan marah atau senang disaat kehilangan atau mendapatkan sesuatu.


Itulah Ovāda-Pāṭimokkha. Harus selalu ingat, ajaran agama Buddha ini harus selalu di praktekkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Q&A


Q1) Disebutkan bahwa kita harus hidup di tempat yg sunyi. Bagaimana dengan kita yg hidup di kota ini?
Itu bukan berarti kita semua harus tinggal di pedesaan untuk hidup di tempat yg sunyi. Tapi, buat lah pikiran kamu sunyi, bukan hanya badan jasmani (physical) saja. Coba lah untuk luangkan 10-15 menit untuk diri kamu, pikiran kamu. Duduk diam selama 10-15 menit, tidak ada gangguan, tidak ada suara, di rumah, setiap hari.


Q2) Kadang-kadang kita tidak tahu cara membaca paritta yg benar. Bagaimana kalau kita membaca dg nada dan cara yg salah? Apakah itu jadi tidak berguna?
Sutta (paritta) itu bukan mantra.
Mantra itu disusun berdasarkan suara-nya. Biasanya mantra itu pendek dan tidak ada arti. Kata2 di mantra itu tidak ada artinya, seperti "om". Mantra hanya menekankan di suaranya, jadi untuk mengutarakan mantra harus di utarakan dengan benar, tidak boleh salah.


Tetapi, paritta itu merupakan kata2 yg mempunyai banyak arti. Banyak arti yg baik. Kata2 di paritta itu bukan saja hanya mempunyai arti baik, tapi harus di praktekkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari juga. Jadi sambil kita baca paritta, kita juga harus terapkan dan praktekkan di diri kita sendiri.


Walaupun tidak membaca dengan benar, asalkan kamu bisa mengerti arti dari sutta tersebut dan terapkan dalam hidup kamu, itu yg penting. Tidak usah khawatir kalau tidak bisa membaca dg benar (nada yg benar atau ejaan yg benar), asalkan tujuan/niat (intention) kamu itu baik.


Seperti yg telah saya sebutkan, cinta kasih (compassion) dan baik hati (kindness) itu merupakan tenaga penyembuhan (healing power) yg paling tinggi. Jadi kalau kita membaca paritta (chant) itu harus penuh dengan cinta kasih dan perasaan baik hati, dan juga harus mempunyai keyakinan dan kepercayaan yg kuat.

Tidak ada komentar: