Dong Guo sedang melakukan perjalanan menuju negri Zhong San
untuk mengurus sesuatu. Ia berjalan kaki sementara di punggung keledai nya ada
beberapa buku dan barang” bawaan lainnya. Berjalan dan terus berjalan sampai
akhirnya Dong Guo sadar bahwa dia sudah salah jalan & tersesat.
Sementara ia bingung arah yg seharusnya ditempuh, seekor
serigala mendatanginya. Serigala itu berseru,” Tolong selamatkan aku, Tolong
selamatkan aku!”Dong Guo balik bertanya, “Ada masalah apa dengan mu, apa yg
membuat kamu minta tolong kepada saya?”.
Serigala itu menjawab, “ Ada sekumpulan pemburu sedang
mengejarku. Mereka bisa melukai dan membunuhku. Aku pernah dengar bahwa Anda
adalah orang yg sangat baik. Karena itu aku mohon, tolong selamatkan aku. Aku
pasti akan membalas budi baik mu!”.
Setelah berpikir sejenak Dong Guo bertanya lagi, “ Bagaimana
saya bisa percaya bahwa kamu akan membalas budi, lagi pula jika para pemburu
itu tahu aku menyembunyikan kamu, jangan-jangan saya pun akan celaka! Namun,
saya selalu ingin berbuat baik. Sekarang saya akan menolong mu,hal yang lain
itu urusan nanti.”
Dengan segera Dong Guo mengeluarkan buku-buku & barang
bawaan nya & menyuruh serigala itu masuk dalam kantong barang tersebut
untuk diletakkan di punggung keledai. Namun, sudah beberapa kali dicoba,
serigala itu tidak juga bisa masuk dalam kantong itu.Semakin tidak bisa masuk,
semakin membuat serigala itu khawatir & takut. Lalu dengan hikmat terakhir
Dong Guo menekuk keempat kaki serigala itu dan akhirnya bisa masuk juga.
Baru saja kantong itu di letakkan diatas punggung keledai, para
pemburu datang & bertanya kepada nya, "Apakah Tuan melihat seekor
serigala lewat?”. Dong Guo menjawab, “ Saya sedang salah jalan dan tersesat.
Sekarang saya sedang bingung harus jalan kearah mana. Karena itu, saya tidak
terlalu memerhatikan apakah ada serigala lewat atau tidak.”
Para pemburu itu pun percaya dan segera berlalu dari hadapan
nya. Melihat para pemburu itu sudah berlalu dan merasa situasi sudah aman, Dong
Guo melepaskan serigala itu. Begitu keluar, serigala itu pun berkata, “ Sungguh
aku berterima kasih pada mu karena telah menyelamatkan nyawa ku. Namun jika
tuan ingin menolong seharus nya menolong sampai tuntas!”.
Serigala pun menjelaskan, “ Aku sekarang sudah sangat lapar.
Beri aku makanan atau biarkan aku memakanmu, karena dengan demikian Tuan sudah
menolong saya sampai tuntas!”.
Dong Guo kaget dan mulai takut mendengar ucapan serigala itu.
Sambil menjauh ia berkata, “ Koq, bisa begitu? Di kolong langit ini tidak ada
yg seperti kamu. Saya sudah menyelamatkan mu dari kematian tapi sekarang kamu
mau makan saya? Jika kamu tetap mau makan saya, coba pergi dan cari 3 makhluk
tua dan bertanya kpd mereka. Jika mereka setuju bahwa kamu boleh memakan saya,
segera makan lah saya.”
Serigala itu pun menyanggupi syarat yg diajukan Dong Guo. Ia
membawa Dong Guo pergi ke satu pohon besar dan bertemu dgn tikus. Serigala itu
menceritakan kpd tikus bahwa dia sudah di tolong oleh Dong Guo dan sekarang
karena lapar , ingin memakan Dong Guo.Tikus itu menjawab,” Aku sudah 20 tahun
membantu Tuan Ku untuk mengambil buah-buahan. Sekarang ketika aku sudah tua
seperti ini, dia malah menjualku. Hidup memang begitu, sering kali kita harus
menjumpai ketidakadilan. Karena itu,aku setuju kalau serigala ingin memakan
Tuan!”
Lalu mereka pun meneruskan perjalanan dan bertemu seekor sapi.
Kejadian yg sebenarnya pun diceritakan kepada si sapi. Setelah mendengarkan dgn
seksama, sapi itu memberikan pendapatnya, “ Seumur hidup susuku diperas oleh
tuanku, sekarang ketika aku sudah tua dan tidak bisa memproduksi susu segar
lagi, mereka merencanakan untuk menyembelih dan memakan dagingku. Karena itu
aku setuju bila serigala memakan tubuh Tuan!”
Sementara meneruskan perjalanan, Dong Guo semakin ketakutan dan
juga mulai belajar menerima kenyataan bahwa serigala yang ditolong nya malah
mau memakan diri nya. Akhirnya mereka bertemu seorang yang tua. Orang itu
mendengarkan dengan seksama semua cerita Dong Guo & Serigala.
Setelah menimbang-nimbang, orang tua itu sambil mengernyitkan
dahi bertanya, “ Saya tak habis pikir bagaimana mungkin serigala bisa masuk ke
kantong sekecil ini? Jika saya dengan mata kepala sendiri bisa menyaksikan
serigala ini masuk ke dalam kantong dan Tuan bisa mengangkat dia ke atas
punggung keledai, maka saya setuju tubuh Tuan dimakan oleh nya.”
Mendengar itu, serigala merasa diatas angin karena sebentar lagi
bisa memakan tubuh Dong Guo. Serigala itu berkata dalam hati, tadi aku bisa
masuk, sekarang pasti juga bisa!“Ayo Tuan Dong Guo, silakan buka kantong Anda
dan biarkanlah Pak Tua ini menyaksikan bahwa saya bisa masuk kedalam kantong
itu dan Tuan bisa angkat ke atas punggung keledai!” kata serigala bersemangat.
Dong Guo melipat keempat kaki serigala lalu memasukkan kedalam
kantongnya, setelah itu ia mengikatnya. Ketika hendak mengangkatnya ke atas
punggung keledai, Pak Tua itu berkata, “Biar saya yang melakukannya!”. Lalu Pak
Tua itu dengan segera mengeluarkan tongkat kayunya dan memukulkannya berkali-kali
ke kantong tersebut. Serigala itu meraung-raung dengan keras, namun suara
raungan itu makin lama makin pelan sampai tak terdengar lagi. Serigala itu pun
mati dan Dong Guo bisa melanjutkan hidupnya.
Pesan Cerita:
Hidup memang sering tidak bersahabat. Banyak orang yg kita
tolong tampak tidak tahu berterima kasih dan malah mau mencelakakan kita.
Menolong orang adalah tindakan terpuji, namun karena dunia disekitar kita
banyak sekali orang jahat yg tidak tahu berterima kasih, maka sebaik nya kita
bijaksana dalam menolong seseorang. Tolonglah orang yg tepat, serta tetaplah
waspada kendati kita sudah yakin bahwa orang yang kita tolong adalah orang yg
tepat. Tetap waspada agar kita sendiri tidak dicelakai. Jika kita jadi orang yg
menerima pertolongan, ingatlah bahwa kita tidak selayak nya mencelakakan orang
yg sudah menolong kita. Apalagi diatas sana ada Tuhan yang suka menolong orang
yang baik. Seperti hal nya orang tua yang membunuh serigala tersebut,Tuhan pun
bisa mengutus orang atau mengizinkan suatu peristiwa terjadi untuk mencegah
kita melakukan tindakan yang tidak semestinya.
posting oleh : Lai Agustina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar