Kamis, 10 November 2011

Memahami batin





Dalam praktik meditasi , kita berlatih untuk mengembangkan penyadaran murni sehingga kita akan senantiasa sadar .
Berlatih dengan energi dan kesabaran , batin bisa menjadi teguh .
Kemudian , fenomena indra apa pun yang kita alami , baik menyenangkan ata pun tak menyenangkan dan apa fenomena batin pun seperti reaksi kegembiraan dan kekecewaan , kita akan bisa melihatnya dengan jernih .
Fenomena adalah satu hal , dan batin adalah hal lainnya .
Mereka adalah hal yang terpisah . Ketika sesuatu berkontak dengan batin dan kita menjadi senang karenanya , kita ingin mengejarnya .
Ketika sesuatu tidak menyenangkan , kita ingin lari darinya .
Ini bukanlah melihat batin , melainkan mengejar -ngejar fenomena .
Fenomena adalah fenomena , batin adalah batin .
Kita harus memisahkan mereka dan mengenali apa batin itu dan apa fenomena itu .
Barulah kita bisa tenteram . Ketika seseorang berbicara kasar kepada kita dan kita marah , itu berarti kita terkelabuhi oleh fenomena dan mengejar mereka ,batin tertangkap oleh obyek nya dan mengikuti suasana hatinya .
Tolong pahami bahwa semua hal yang kita pahami diluar dan didalam batin ini hanyalah tipuan .
Mereka tidaklah pasti atau nyata , dan ketika kita mengejar mereka , kita kehilangan jalan kita .
Buddha ingin kita bermeditasi dan melihat kesejatian mereka , kesejatian dunia .
Dunia adalah fenomena enam indra ,
fenomena adalah dunia . Jika kita tidak memahami Dhamma , jika kita tidak mengetahui batin , dan tidak mengetahui fenomena , maka batin dan obyek - obyeknya menjadi tercampur aduk .
Kemudian kita mengalami derita dan merasa batin kita menderita .
Kita merasa batin kita berkelana , tak terkendali mengalami berbagai kondisi tidak bahagia , berubah menjadi berbagai keadaan .
Sebenarnya bukan itulah yang terjadi :
tidak ada banyak batin , melainkan banyak fenomena .
Namun jika kita tidak sadar akan kita sendiri , kita tidak tahu batin kita , sehingga kita mengikuti hal - hal ini .
Orang bilang ,
" Batinku sedih " ,
" Batinku tidak bahagia ",
" Batinku kacau balau ".
Tapi sebenarnya tidak demikian .
Batin bukanlah apa - apa ,
namun kotoran batinlah yang begitu .
Orang - orang pikir batin mereka tidak nyaman atau tidak bahagia , namun sesungguhnya batin adalah hal yang paling nyaman dan bahagia .
Ketika kita mengalami berbagai keadaan yang tidak memuaskan , itu bukanlah batin .
Catat ini :
ketika nanti anda sedang mengalami hal - hal ini , ingat ,
" Ajahn Chah bilang , ' Ini bukanlah batin ' "
Kita berlatih untuk menjangkau batin ..batin yang " tua " .
Batin orisinil ini tak terkondisi .
Didalanya tiada baik atau buruk , panjang atau pendek , hitam atau putih .
namun kita tidak puas menetap dengan batin ini , karena kita tidak melihat dan memahami segala sesuatu dengan jernih .
Dhamma berada diluar kebiasaan batin yang biasa .
Sebelum kita berlatih dengan baik , kita mungkin mengelirukan yang salah sebagai benar dan yang benar sebagai salah .
Jadi adalah penting untuk mendengarkan ajaran untuk mendapatkan pemahaman Dhamma dan mampu mengenali Dhamma dalam batin kita sendiri .
Kebodohan ada dalam batin .
Kecerdasan ada dalam batin .
Kegelapan dan khayalan berada dalam batin .
Pengtahuan dan pencerahan berada dalam batin .

Ini seperti piring kotor , dirumah anda yang dinodai dengan lemak dan kotoran .
Dengan sabun dan air untuk mencucinya , anda bisa menyingkirkan kotorannya .
Ketika kotoran lenyap ,Anda mendapatkan piring atau lantai yang bersih .
Disini , yang ternoda adalah batin .
Ketika kita berlatih dengan benar , hal yang bersih ditemukan , seperti halnya lantai kotor yang dibuat bersih .
Ketika kotoran disikat habis , maka kondisi pun muncul .
Hanya kotoranlah yang menututupinya .

Batin dalam keadaan alaminya , batin sejati , adalah sesuatu yang stabil dan tak ternoda .
Batin terang dan bersih .
Batin mrnjadi terselimuti dan terkotori karena batin bertemu dengan obyek - obyek indra dan menjadi terpengaruh oleh obyek - obyek tersebut lewat suka dan tidak suka .
Ini bukan berarti batin secara alaminya ternoda , namun batin hanya belum mantap dalam Dhamma , sehingga fenomena bisa mencemarinya .

Sifat batin orisinil tidaklah tergoyahkan .
Batin orisinil itu , hening .
Kita tidak hening karena kita bergejolak oleh obyek - obyek indra , dan kita berarhir sebagai budak keadaan batin yang ber ubah - ubah .
Jadi praktek sesungguhnya berarti mencari jalan pulang kebatin orisinil kita , batin yang " Tua " .
Praktik menemukan rumah lama kita , batin orisinil yang tak goyah dan tak berubah mengikuti berbagai fenomena .
Batin orisinil bersifat damai sempurna ,
itu adalah sesuatu yang sudah di dalam kita .





Tidak ada komentar: