Cuplikan dari ceramah YM
Ajahn Chah
Tanyalah
pada diri sendiri, " Mengapa Aku dilahirkan? "
Beberapa
orang tidak tahu, mereka ingin bahagia tetapi penderitaan tidak berhenti,
mengapa?
Kaya atau
miskin, tua atau muda, semuanya sama-sama menderita, semua itu adalah
penderitaan, mengapa?
Karena
mereka tidak memiliki kebijaksanaan.
Yang miskin
menderita karena kekurangan, yang kaya tidak bahagia karena mereka khawatir
tentang hartanya.
Dulu sebagai
samanera muda saya memberikan ceramah.
Saya
membicarakan tentang kebahagiaan memiliki kekayaan, mempunyai banyak pembantu,
dan sebagainya...
100 pembantu
pria, 100 pembantu wanita, 100 ekor gajah, 100 ekor sapi, dan 100 ekor
kerbau... 100 segalanya.
Umat awam
benar-benar terhanyut akan itu. Tidak dapatkah kamu bayangkan merawat semua itu
tadi?
Apakah juga
akan menyenangkan?
Orang tidak
mempertimbangkan sisi yang ini, mereka mempunyai napsu keinginan untuk memiliki
sapi, kerbau, pembantu, ... ratusan.
Tetapi saya
katakan bahwa punya 50 pun sudah terlalu banyak, hanya untuk menyediakan tali
pengikat bagi sapi-sapi itupun sudah melelahkan.
Hanya saja
orang tidak mempertimbangkan segi yang ini, mereka hanya mau memikirkan sisi
baiknya saja, yaitu memiliki.
Mereka tidak
mempertimbangkan persoalan-persoalan yang timbul karenanya.
Kalau kita
tidak memiliki kebijaksanaan, segala di sekeliling kita dapat menjadi sumber
penderitaan, sebaliknya jika kita bijaksana, hal-hal semacam ini akan dapat
membantu kita terbebas dari penderitaan.
Mata,
telinga, hidung, tubuh, dan pikiran... mata, sebenarnya tidak selalu merupakan
sesuatu yang baik, bukan?
Misalnya
jika kamu sedang dalam suasana hati yang tidak baik, maka melihat seseorang
dapat membuatmu menjadi marah dan tidak dapat tidur atau dapat membuatmu jatuh
cinta.
Cinta juga
merupakan penderitaan, kalau kamu tidak dapat memperoleh yang kamu inginkan,
baik cinta maupun benci, keduanya adalah penderitaan, karena ini merupakan napsu
keinginan.
Keinginan
untuk mendapatkan sesuatu... Bahkan jika kamu mendapatkannya pun kamu tetap
akan menderita karena rasa takut kehilangan.
Hanya ada
penderitaan....
Jadi
bagaimana kamu bisa hidup bila demikian?
Kamu mungkin
mempunyai rumah yang besar dan mewah, tetapi jika hatimu tidak baik, maka selamanya keadaan itu tidak akan
benar.
Karena itu
kamu harus melihat dirimu sendiri, Mengapa kita dilahirkan?
Apakah kita
benar-benar pernah mencapai sesuatu di dalam kehidupan?
Di desa ini
orang mulai bercocok tanam sejak mereka masih kecil
Ketika
mereka berusia 17 atau 18 tahun mereka cepat-cepat menikah, takut tidak punya
cukup waktu untuk mengumpulkan kekayaan.
Mereka mulai
bekerja dari usia muda karena berpikir dengan begitu mereka dapat menjadi kaya.
Mereka
menanam padi sampai umur kira-kira 70 atau 80 tahun. Saya bertanya pada
mereka, " Kalian telah bekerja dari saat kalian dilahirkan, sekarang
hampir saatnya kalian pergi. Apa yang akan kalian bawa bersamamu?"
Mereka tidak
bisa menjawab, yang bisa mereka katakan adalah " Tidak Tahu. "
Karena
jawaban " Tidak Tahu. " inilah orang tidak berada di masa manapun.
Saat masih
muda kamu berkata " Hidup seorang diri tidaklah menyenangkan. " Kamu
akan merasa kesepian. Jadi kamu mencari pasangan hidup. Setelah hidup bersama
lalu timbul keretakan .
Hidup
sendiri terlalu sepi, hidup bersama timbul keretakan. Ketika anak-anak
masih kecil orang tua berpikir " Nanti kalau anak-anak sudah dewasa
pekerjaan kita akan lebih ringan. "
Mereka
membesarkan anak-anak mereka, tiga, empat atau bahkan lima dengan pikiran bahwa
saat anak-anak itu dewasa beban mereka akan menjadi ringan.
Tetapi
ketika anak-anak itu sudah menjadi dewasa, hidup bahkan bertambah berat.
Bagaikan ada
dua batang kayu dan kalian membuang yang kecil, mengambil yang besar dengan
berpikir bahwa yang besar itu akan lebih ringan.
Tentu tidak
demikian saudara-saudara, ketika anak-anak kalian masih kecil, mereka tidak
terlalu mengganggu. Yang dibutuhkan hanyalah semangkuk bubur atau kadang-kadang
pisang.
Ketika
mereka dewasa, yang mereka inginkan adalah sepeda motor atau mobil.
Nah, karena
kalian sayang anak, maka kalian tidak dapat menolak.
Jadi kamu
mencoba memberikan apa yang mereka minta. Mulai timbul masalah baru....
Terkadang
orang tua tidak setuju dan harus berdebat dengan anak-anak mereka, "
Jangan beli mobil, uang kita tidak cukup! "
Tetapi
karena kamu cinta anak , akhirnya kamu menuruti permintaannya, walau kamu harus
berhutang, bahkan kadang ada orang tua yang harus mencuri untuk anak mereka.
Kemudian
pendidikan, " Saat anak-anak nanti sudah selesai sekolah, tugas kita akan
selesai. " Pendidikan tidak ada akhirnya saudaraku!
Apa yang
akan selesai?
Hanya di
dalam Ajaran Buddha-lah ada titik
penyelesaian, ilmu-ilmu yang lain hanyalah berputar-putar.
Pada
akhirnya hanya menimbulkan sakit kepala, jika ada rumah tangga dengan empat atau
lima orang anak, maka orang tua akan bertengkar setiap hari.
Penderitaan
yang ada dihadapan kita luput dari perhatian, karena kita mengira bahwa
penderitaan tidak akan pernah datang.
Ketika
terjadi, kita baru tahu penderitaan yang ada dalam diri sulit untuk dilihat.
Ketika saya
masih kecil, sambil memelihara kerbau saya mengambil batu bara dan menggosoknya
pada gigi untuk membuatnya putih.
Saat di
rumah saya berkaca melihat betapa putihnya gigi-gigi itu dan berbangga
karenanya.... saya tertipu begitu saja oleh tulang saya sendiri, saat saya
berusia 50 atau 60 tahun gigi saya mulai tanggal.
Saat itu
kamu akan merasakan penderitaan, baik saat makan ataupun tidak, saya sudah
mengalaminya. Jadi saya pergi ke dokter gigi untuk mencabut semua gigi yang
tertinggal. Sekarang saya menggunakan gigi palsu.
Gigi saya
yang asli telah menimbulkan masalah. jadi saya harus mencabut ke 16 gigi yang
tersisa. Dokter gigi itu keberatan mencabut 16 gigi sekaligus, tetapi saya
katakan padanya " Sudahlah cabut saja, saya yang akan menanggung
konsekuensinya."
Jadi
dicabutlah 16 gigi tersebut, benar-benar seperti memahami dan melepaskannya.
Setelah itu saya tidak dapat makan selama dua atau tiga hari.
Sebelumnya,
sebagai penggembala kerbau saya biasa berpikir bahwa memoles gigi adalah
sesuatu hal yang hebat.
Saya
mencintai gigi saya, menyangka mereka adalah barang bagus. Tetapi pada akhirnya
semuanya harus pergi. Rasa sakit itu hampir membunuh saya.
Saya
menderita sakit berbulan-bulan kadang bertahun karena gigi, terkandang gusi saya
bengkak karenanya.
Beberapa
dari kalian mungkin akan berkesempatan untuk mengalami hal yang sama suatu saat
nanti.
Jika saat
ini gigi Anda masih indah dan mengagumkan Anda masih suka menggosok agar putih
dan bersih, tetapi hati-hatilah gigi-gigi itu akan mempermalukan Anda pada
akhirnya nanti.
Saat ini
saya hanya mencoba menggambarkan penderitaan yang berasal dari diri kita
sendiri, tidak ada sesuatupun di dalam diri kita ini yang dapat diandalkan.
Memang saat
kita masih muda, keadaan tubuh ini tidaklah terlalu buruk, tetapi dengan
bertambahnya usia, bagian-bagian tubuh itu akan mulai rusak. Kondisi berjalan
secara alami, walaupun kita dalam keadaan susah maupun senang, mereka tetap
berjalan apa adanya.
Bagaimana
reaksi kita? Hal itu tidak akan mengubah keadaan. Apakah kita berada di dalam
kesakitan atau kesulitan, apakah kita hidup atau mati, tidak jadi soal bagi
proses alami ini. Dan tidak ada pengetahuan atau ilmu yang dapat menahan proses
alami ini.
Kamu mungkin
dapat menyuruh dokter gigi merawat gigi kalian, tetapi pada akhirnya gigi itu
juga harus pergi sesuai dengan proses alam. Pada akhirnya bahkan gigi dokter
gigi itupun mengalami masalah yang sama, pada akhirnya semua akan hancur.
Hal-hal
semacam inilah yang harus kita renungkan selagi kita masih punya kekuatan, kita
harus berlatih selagi kita masih muda.
JIka kita
ingin melakukan persembahan, bergegas dan lakukanlah.
Jangan hanya
memasrahkan kepada orang tua.
Banyak orang
yang menunggu menjadi tua sebelum mereka pergi ke vihara dan mempraktekkan
Dhamma, mereka mengatakan hal yang sama...
Nah kalau
sudah tua, " Saya tidak mengerti mengapa mereka berkata seperti
itu? "
Apakah orang
tua masih punya banyak energi?
Biarkan
mereka berlomba dengan yang muda dan lihat perbedaannya dan hasilnya.
Mengapa
harus menanti sampai tua dulu? Sepertinya mereka tidak akan mati.
Ketika
mereka berusia 60 atau 70 tahun... cucunya berkata: " Ayo KeK! Kita pergi
ke vihara? "
"
Kalian pergilah sendiri, pendengaran kakek sudah tidak begitu jelas lagi.
"
Kalian lihat
maksud saya?
Ketika
pendengarannya masih bagus, apa yang didengarnya? " Tidak tahulah? "
dan ketika pendengarannya sudah tidak berfungsi lagi barulah ia pergi ke vihara,
percuma!
Dia
mendengarkan, tetapi tidak tahu apa yang dibicarakan.
Untuk
mempraktekkan Dhamma, sementara orang menunggu sampai dirinya sudah usang dan
lapuk.
Percakapan
hari ini akan berguna bagi mereka yang mengerti. Hal-hal semacam inilah yang
harus mulai diperhatikan, mereka adalah warisan bagi kita, mereka akan menjadi
beban yang makin lama makin bertambah berat bagi kita.
Pada masa
yang lalu kaki yang kuat ini dapat membawaku berlari, sekarang hanya untuk
berjalan saja sudah terasa berat.
Sebelumnya
kaki ini yang membawa saya, sekarang sayalah yang harus membawanya. Ketika saya
masih kecil, saya melihat orang-orang tua berdiri dengan kursi mereka dengan
mengeluh " Ahh... " Bahkan sampai pada tahap inipun mereka masih
belum belajar dan mengerti.
Ketika duduk
kembali, mereka mengeluh " Ahh... " Selalu ada " Ahh... "
ini.
Tetapi
mereka belum mengerti apa yang membuat mereka mengeluh seperti itu.
Bahkan
sampai pada tahap ini mereka tidak dapat melihat masalah yang ditimbulkan oleh
tubuh ini. Semua yang menyebabkan penderitaan ini adalah kondisi yang sesuai
dengan proses alami.
Orang
mempunyai reumatik, sakit tulang, dan sebagainya dan dokter menulis resep
obat,yang tentu tidak dapat menyembuhkan sepenuhnya.
Pada
akhirnya semua hancur termasuk dokternya sendiri! Ini adalah kondisi yang
berjalan sesuai dengan prose salami. Begitulah jalannya, prosesnya.
Sekarang
amatilah hal tersebut , jika kalian dapat melihat jauh, kalian akan dapat
menjadi lebih baik.
Sama halnya
bila kalian melihat seekor ular berbisa yang ada dihadapanmu, jika kalian
melihatnya, kalian dapat memilih jalan yang lain, kalau kalian tidak melihat
ular tersebut, kemungkinan kalian akan terus berjalan dan menginjak ular
tersebut, maka kalian akan digigitnya.
Pada saat
penderitaan timbul,orang tidak tahu harus berbuat apa?
Kemana harus
pergi. Mereka ingin menghindar dari penderitaan, mereka ingin bebas tetapi
tidak tahu bagaimana harus menghadapinya bila hal itu terjadi.
Dan begitulah
mereka hidup sampai mereka tua, sakit dan mati.
Pada masa
yang silam dikatakan bahwa bila ada saudara yang sakit, maka saudara dekat
mereka membisikkan " Buddho, Buddho " di telinga mereka.
Apa yang
akan mereka lakukan dengan " Buddho? " Apa manfaatnya?
Mengapa
mereka tidak mempelajarinya saat mereka masih muda dan sehat?
Sekarang
dengan nafasnya yang tersenggal-senggal kalian maju dan membisikkan
"Buddho, Buddho! "
Orang tidak
tahu bagaimana memecahkan masalah dalam diri mereka sendiri, mereka tidak punya
perlindungan.
Mereka
dengan mudah menjadi marah dan punya banyak keinginan.
Kenapa
demikian?
Karena
mereka tidak memiliki tempat untuk berlindung.
Ketika orang
baru saja menikah, mereka dapat mengerti satu sama lain dengan baik.
Tetapi saat
mencapai usia 50, mereka tidak dapat lagi melakukan hal itu.
Apapun yang
dikatakan oleh di istri tidak dapat diterima suami. Dan apapun yang dikatakan
suami tidak didengar oleh si istri., mereka saling menolak.
Di sini saya
hanya berkata demikian karena saya tidak pernah punya rumah tangga sebelumnya.
Kenapa
tidak? Cukup dengan melihat struktur kata " Haouse Hold" ( Ikatan
rumah tangga) saya tahu seperti apa itu. Apakah House Hold?
Ini adalah
suatu " Hold" ( ikatan ).
Jika
seseorang mengambil tali dan mengikat kita pada kursi, bagaimana rasanya?
Inilah yang disebut " diikat ".
Bagaimanapun
kelihatannya, " diikat " ya seperti itu, ada lingkaran batas yang
pria hidup dalam batas-batas tertentu, demikian pula wanita.
Ketika saya
membaca kata "Ikatan rumah tangga. " Wah... ini adalah suatu hal yang
berat. Ini tidak sembarangan, benar-benar dapat membunuh. Kata "Ikatan
" ini adalah symbol dari penderitaan.
Kamu tidak
dapat pergi kemanapun, kamu harus hidup di dalam batas-batas tertentu.
Sekarang
kita beralih pada kata " House " yang berarti sesuatu yang mengganggu
(hassles ). Kata " Ikatan rumah tangga " ini membawa kebingungan,
kebahagiaan semu yang didapat tidak sepadan dengan kerepotan yang dihasilkan.
Karena kata
inilah saya mampu melakukan penahbisan dan tidak lepas jubah. "Ikatan
rumah tangga " menakutkan saya.
Kamu terikat
dan tidak bisa pergi kemanapun, masalah dengan anak-anak, uang dan sebagainya.
Jadi
kemanapun kamu dapat pergi?
Kamu
terikat.
Ada banyak
anak laki-laki dan perempuan, pertengkaran-pertengkaran yang tidak berujung
pankal sampai akhir hayatmu, dan tidak bisa keluar betapapun menderitanya.
Air mata
terus berjatuhan, air mata tidak akan berhenti dengan urusan rumah tanggaini.
Jika tidak
ada "Ikatan rumah tangga, kamu mungkin akan berhenti menangis bukan
sebaliknya.
Pertimbangan
hal ini.Bila kamu belum mengalami hal ini sekarang, kamu akan mengalaminya
nanti.
Beberapa
orang sudah mengalaminya sampai tahap tertentu, bahkan sebagian dari mereka
telah sampai pada puncak penderitaan dan berpikir " Haruskah saya tetap
hidup atau mati saja? "
Di Wat Ba
Pong, adasekita 70-80 kuti, ketika kuti-kuti itu hampir penuh terisi, saya
memberitahukan kepada bhikkhu yang mengurusnya untuk tetap mengosongkan
beberapa untuk berjaga-jaga, jika kedatangan orang yang habis bertengkar dengan
pasangannya.
Betul saja,
tak lama kemudian seseorang wanita datang dengan tas-tasnya. " Saya jenuh
dengan dunia, bhante.
"
Wah... jangan berkata begitu, kata-kata ini sungguh terlalu berlebihan.
"
Kemudian suaminya juga datang dan mengatakan bahwa ia juga sudah jenuh. Setelah
dua sampai tiga hari di vihara, kekhawatiran-kekhawatiran duniawi mereka
lenyap.
Mereka
mengatakan bahwa mereka jenuh, tetapi sebenarnya mereka menipu diri sendiri.
Setelah mereka berada di dalam kuti masing-masing dan duduk dengan tenang, tak
lama kemudian berbagai pikiran datang... " Kapankah pasanganku akan datang
dan memintaku pulang? "
Mereka tidak
betul-betul tahu apa yang sedang terjadi.
Apakah
sebetulnya kekhawatiran-kekhawatiran duniawi mereka itu.
Mereka sedih
karena sesuatu dan kemudian datang ke vihara.
Di rumah
segala sesuatu terasa serba salah... suami salah, istri salah... Setelah tiga
hari mereka berpikir ... " Hmm, betul juga istri saya, sayalah yang salah.
" " Suami saya betul, saya seharusnya tidak terlalu marah."
Mereka
bertukar sisi.Inilah yang menyebabkan saya tidak memikirkan keduniawian dengan
terlalu serius.
Saya tahu
datang dan perginya kejadian-kejadian itu dan inilah yang menyebabkan saya
memilih hidup sebagai bhikkhu.
Saya ingin
menyajikan percakapan kali ini untuk kamu semua sebagai pekerjaan rumah, tidak
menjadi masalah apakah kamu bekerja di ladang atau bekerja di kantor.
Perhatikan
kata-kata ini dan pertimbangkanlah... " Mengapa saya dilahirkan? Apakah
yang dapat saya bawa serta? "
Tanyalah
pada dirimu sendiri berulang kali, kamu akan menjadi bijaksana.
Jika kamu
tidak bercermin pada hal-hal semacam ini, kamu akan tetap tidak peduli.
Mendengarkan
percakapan hari ini, kamu mungkin akan mampu mendapatkan beberapa pengertian.
Jika tidak
sekarang, mungkin nanti setelah kamu di rumah atau sore ini ketika kamu
mendengarkan percakapan ini, semua terasa jinak.
Ketika kamu
akan pulang, mungkin banyak hal menunggumu di mobil, ketika kamu masuk mobil,
mungkin masala-masalah itu masuk bersama ke dalam pikiranmu.
Sesampainya
di rumah segalanya menjadi jelas... " Oh, inilah yang dimaksudkan bhante.
Saya tidak dapat melihat hal itu sebelumnya. "
Kiranya
cukup sekian untuk hari ini. Jika saya bicara terlalu lama, badan tua ini
terasa lelah.
SELESAI....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar