Rabu, 02 November 2011

Dunia Separuh Separuh




Ya Chun yang sedang menuntut ilmu di Tsung Lin University Fo Guang Shan tak menyukai dosen pembimbingnya. Ia selalu menolak instruksi dan nasihat guru pembimbingnya itu.

Suatu hari Master Hsing Yun, pimpinan universitas, memanggilnya. “Dengar-dengar kamu punya unuk-unek terhadap dosen pembimbingmu. Coba utarakan apa yang membuatmu kurang puas terhadap beliau?”
Ya Chun tidak melewatkan kesempatan ini, setengah jam lamanya ia mengutarakan
kejelekan dosennya. Alih-alih memotong ucapan Ya Chun, Master Hsing Yun justru tiada hentinya minta diberikan beberapa fakta tentang kejelekan dosen. Setelah Ya Chun kehabisan ide tentang saran-saran perbaikan untuk sang dosen, akhirnya Hsing Yun berkata, “Kalau sudah selesai, sekarang ganti saya yang bicara, ya?” Ya Chun manggut-manggut.
Hsing Yun berucap, “Kamu ini adalah orang yang berkarakter membedakan hitam putih secara jelas, memandang perbuatan buruk layaknya musuh.”
Ya Chun mengangguk dan berkata dengan bangga, “Shifu, Anda benar. Saya memang orang seperti itu!”
Hsing Yun melanjutkan, “Kamu tahu, dunia ini adalah dunia yang separuh separuh. Langit separuh, bumi separuh; lelaki separuh, perempuan separuh; bajik separuh, jahat separuh; jernih separuh, keruh separuh. Sangat disayangkan, apa yang kamu miliki adalah dunia yang tidak utuh.”
Ya Chun tercengang sekian saat, lalu bertanya, “Kenapa Shifu mengatakan yang saya miliki
adalah dunia yang tidak utuh?”
Hsing Yun menjawab, “Karena yang kamu cari adalah kesempurnaan, hanya bisa menerima sisi sempurna yang hanya separuh saja, tidak bisa menerima ketidaksempurnaan yang merupakan sisi separuhnya lagi.
Sebab itu, yang kamu miliki adalah dunia yang tidak utuh, tidak akan pernah menjadi bulat utuh.”
Ya Chun seketika itu juga merasa limbung, tak tahu harus bagaimana. Ia lalu bertanya,
“Lantas, saya harus bagaimana?” Hsing Yun dengan penuh welas asih menjawab, “Belajar toleran terhadap dunia yang tidak sempurna, maka kamu akan memiliki sebuah dunia yang utuh.”



(Disadur dari Yi Ban Yi Ban De Shi Jie, penulis: Hui Chan)

Tidak ada komentar: